Bab
Produk olahan susu atau yang biasa disebut dengan dairy kian marak dikonsumsi di Indonesia. Produk-produk ini juga menjadi makanan utama dalam program diet banyak orang. Meskipun belum banyak dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat kita, susu dan produk olahannya semakin banyak di lirik dan tanpa kita sadari, susu dapat kita dapati dalam sebagian besar makanan yang kita konsumsi setiap hari. Ketika kita berbicara tentang produk olahan susu, kita mengacu pada susu atau produk-produk yang terbuat dari susu, terutama susu sapi dan kambing. Beberapa contoh produk ini adalah mentega, yoghurt, krim, dan keju. Produk-produk ini dan variasinya dibuat melalui proses yang panjang seperti pasteurisasi (proses pemanasan makanan untuk menghilangkan bakteri), fermentasi, dan pengadukan untuk menghasilkan kekentalan produk olahan yang berbeda serta untuk menghilangkan bakteri. Menurut sebuah laporan pada tahun 2016, konsumsi segala jenis susu: susu murni, susu rendah lemak, atau susu tanpa lemak, kian menurun di dunia. Namun, karena keyakinan bahwa produk susu adalah sumber kalsium terbaik, masyarakat Indonesia, terutama di kota-kota besar, kian gemar mengonsumsi susu, meskipun angkanya bisa dibilang masih rendah dibandingkan negara-negara Eropa.
Apakah Kita benar-benar Membutuhkan Produk Olahan Susu?
Menariknya, sebagian besar Asia Timur dan Asia Tenggara serta sebagian Afrika tengah adalah satu-satunya wilayah di dunia yang tidak banyak mengonsumsi susu namun menunjukkan tingkat osteoporosis (penyakit yang menyebabkan tulang menjadi melemah dan rapuh) terendah. Namun, terlepas dari informasi ini, pertanyaan-pertanyaan seputar permasalahan orang lanjut usia tetap ada, seperti dari mana kita bisa mendapatkan kalsium jika tidak mengonsumsi susu? Di mana kita bisa mendapatkan nutrisi penting untuk menunjang kesehatan yang baik dan, yang lebih penting, kesehatan tulang? Buncis, bayam, almond, kiwi, markisa, dan biji chia hanyalah beberapa contoh makanan yang mengandung kalsium yang bahkan menyaingi kandungan kalsium susu. Jadi, jawabannya adalah kita tidak perlu mengonsumsi susu atau produk olahan susu apa pun untuk mendapatkan asupan kalsium yang cukup. Kacang-kacangan dan biji-bijian adalah sumber kalsium yang bagus dan bisa menjadi camilan bergizi, dan ini adalah rekomendasi diet dari para ahli gizi. Oleh karena itu, makanan terbuat dari olahan susu sangat beragam: keju, yoghurt, mentega dan krim serta makanan yang mengandung bahan ini seperti kue, biskuit, pizza, dan kue kering juga termasuk produk olahan susu. Meskipun ini dipandang sebagai produk makanan yang sangat normal dan sering dikonsumsi setiap hari oleh banyak orang di Eropa, mengurangi konsumsi produk olahan susu bagi orang barat ternyata jauh lebih sulit dari yang diharapkan. Pilihan terbaik adalah mengurangi konsumsi makanan olahan yang secara otomatis dapat membantu membatasi asupan susu dan mengurangi kalori. Makanan yang alami dan bebas lemak hewani biasanya memiliki kadar lemak yang rendah (lemak jenuh) dan memiliki lebih banyak nutrisi. Laktosa dan susu bubuk juga digunakan dalam makanan lain, yang menjadi makanan pelengkap atau bumbu tambahan yang tahan lama, seperti sereal, keripik, dan saus. Hal ini memunculkan konsumsi susu dalam bentuk lain.
Intoleransi terhadap Susu dan Alergi Susu
Intoleransi terhadap laktosa adalah salah satu bahaya yang paling banyak diketahui dari mengonsumsi produk olahan susu. Jika seseorang mengidap penyakit ini, itu berarti tubuhnya tidak dapat mencerna laktosa karena tubuhnya tidak bisa memproduksi laktase dalam jumlah yang cukup untuk memecah laktosa menjadi gula yang disebut glukosa dan galaktosa. Kurangnya laktase ini menyebabkan masalah pencernaan seperti kembung, kram perut, mual, dan diare. Ini tidak akan menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi siapa pun dan mungkin bisa menjadi salah satu indikator mengapa kita sebaiknya tidak mengonsumsi susu sapi seperti biasa dilakukan oleh orang Barat. Namun, meskipun intoleransi laktosa menjadi alasan yang paling umum dan lazim untuk membuat kita berhenti mengonsumsi produk olahan susu, berbagai produk susu bebas laktosa malah semakin banyak beredar di pasaran. Produk-produk ini tidak hanya lebih mahal daripada produk olahan susu, tetapi produk-produk ini juga tidak baik untuk kesehatan kita. Masih sedikit yang tahu bahwa banyak orang yang alergi terhadap produk susu, menderita gejala ringan seperti gatal-gatal, muntah, diare, dan bahkan syok anafilaksis dalam kasus yang lebih ekstrem. Meskipun intoleransi laktosa dan alergi terhadap produk olahan susu dapat menyebabkan gejala yang tidak nyaman dan menyakitkan, alergi terhadap produk olahan susu dapat mengancam jiwa karena adanya protein yang ditemukan dalam susu, dan ini perlu ditanggapi dengan serius.
Alternatif Makanan selain Produk Olahan Susu
Keputusan untuk berhenti mengonsumsi susu adalah keputusan yang baik. Selain itu, di Indonesia, mengonsumsi produk olahan susu dalam kehidupan kita sehari-hari semakin banyak digemari, dan mungkin bagi sebagian orang, hidup tanpa mengonsumsi produk olahan susu tampaknya mustahil. Sebagian dari kita mungkin sering mencampurkannya dalam kopi, menuangkannya ke sereal, dan atau mengoleskannya di atas roti panggang.Kandungan susu dapat ditemukan dalam semua jenis biskuit, kue-kue, dan bahkan dalam camilan keripik favorit kita. Jadi, bagaimana cara menghindarinya dan makanan apa yang bisa menjadi alternatifnya? Sekarang, ada banyak pilihan yang tersedia untuk mengganti susu, sepertikedelai, rami, kelapa, almond, dan gandum. Kami tidak mengatakan bahwa melakukan perubahan itu mudah. Beradaptasi dengan selera makanan yang berbeda memang membutuhkan waktu yang lama, terutama jika kita telah mengonsumsi produk olahan susu sejak lama. Cara terbaik adalah menemukan alternatif yang tepat yang sesuai dengan selera pribadi.Ini juga merupakan cara yang baik untuk menguji berbagai jenis susu pada sereal dan teh yang kita minum untuk melihat mana yang terbaik. Sebagai contoh, susu almond dan susu kedelai sangat baik untuk melengkapi latte dan cappuccino, tergantung pada selera kopi kita, sedangkan menuangkan susu kedelai atau susu oat ke dalam cangkir sebelum menuangkan teh dapat mencegah pelukan dan merupakan minuman yang enak. Mengubah kebiasaan itu hanyalah soal coba-coba, tetapi selalu ada alternatif yang tepat untuk semua orang di luar sana.Jika kita beruntung, kebiasaan lama yang tidak bermanfaat bisa berubah menjadi tradisi baru yang lebih sehat.Kebiasaan mengonsumsi produk olahan susu untuk sarapan dapat sepenuhnya kita ubah! Yoghurt dapat diganti dengan susu kedelai, santan kelapa, atau bahkan susu kacang lain. Selain itu, mentega juga dapat diganti dengan berbagai jenis lemak nabati. Yang sulit diganti adalah makanan-makanan ringan sehari-hari, seperti biskuit, cokelat, kue, dan es krim. Meskipun produk bebas susu belum banyak ditemukan di toko-toko kecil, supermarket yang lebih besar mulai menyediakan lebih banyak pilihan produk bebas susu dan tentu saja, ada banyak toko yang khusus menyediakan produk ini, namun jika Anda cukup beruntung untuk tinggal dekat dengan salah satunya. Sebagian besar produk cokelat hitam lebih banyak yang mengandung bahan kedelaidaripada susu hewani, ini hanya soal memeriksa komposisinya.Ada banyak produk nabati yang mulai beredar di pasaran, dan produk-produk ini menawarkan alternatif makanan yang enak yang tentunya bebas susu. Anda bisa belajar lebih lanjut tentang pilihan dan substitusi makanan melalui kursus gizi!