Penerima beasiswa LPDP 2022. Saat ini sedang menempuh Program Kader Ulama Masjid Istiqlal dan Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsirdi Pascasarjana Institut PTIQ Jakarta

Cari tahu lebih banyak tentang Abdullah

• 1) Kapan Anda mulai berlatih? Bagaimana Anda menemukan passion Anda?

  Saya mulai bermain catur sejak usia 4 tahun. Awalnya karena diajari mamak/ibu saya, tetapi lama-kelamaan saya merasa catur seperti filosofi hidup dalam bentuk strategi. Di sinilah saya sadar, ini bukan sekadar permainan papan, tapi latihan berpikir mendalam tentang kehidupan. Dari situ, passion saya tumbuh seiring pemahaman saya terhadap filosofi di balik catur.

• 2) Artis atau karya mana yang paling mempengaruhi Anda?

  Saya banyak terinspirasi dari gaya permainan Bobby Fischer dan Garry Kasparov. Selain itu, saya juga belajar banyak dari permainan Magnus Carlsesn dan para Grandmaster dunia yang mengubah arah permainan saya.

• 3) Apa kualitas dan keterampilan yang dibutuhkan agar dapat berhasil di bidang ini?

  Fokus, kesabaran, dan kemampuan berpikir sistematis adalah kunci utama. Seorang pemain catur juga harus mampu beradaptasi dengan cepat, membaca situasi, dan tentu saja, belajar dari kekalahan.

• 4) Apa saran paling berharga yang dapat Anda berikan untuk membantu seseorang tetap fokus pada proyek kreatif?

  Buatlah rutinitas yang menyenangkan, bukan membebani. Jangan selalu mengejar hasil, tapi nikmati proses. Jika kamu sedang stuck, rehat sejenak—kadang justru ide terbaik muncul saat kita sedang rehat santai.

• 5) Bagaimana Anda menggambarkan passion Anda; Bagaimana perasaan Anda?

  Passion saya terhadap catur terasa seperti kecanduan yang menyehatkan. Setiap kali bermain, saya merasa tertantang sekaligus tenang. Ini semacam ruang aman yang melatih saya untuk berpikir matang dalam dunia nyata.

• 6) Prestasi kreatif apa yang sangat Anda banggakan?

  Saya pernah melatih anak usia 9 tahun yang awalnya tidak tahu aturan dasar catur, dan dalam waktu 6 bulan ia bisa menjuarai turnamen antar kecamatan. Itu momen yang sangat saya banggakan karena membuktikan bahwa dengan pendekatan yang tepat, siapa pun bisa berkembang cepat.

• 7) Pernahkah Anda terkejut oleh seorang siswa?

  Pernah. Seorang siswa yang kelihatannya cuek dan sulit fokus, ternyata memiliki insting taktis yang luar biasa. Ia belajar tidak lewat hafalan, tapi lewat intuisi dan pengamatan. Itu menyadarkan saya bahwa tiap murid punya gaya belajarnya sendiri.

• 8) Apa rahasia menjadi seorang guru teladan dalam bidang seni?

  Membimbing, bukan menggurui. Kuncinya adalah menciptakan ruang aman agar murid bisa eksploratif tanpa takut salah. Sebagai guru, kita harus terus belajar dan adaptif, karena setiap murid adalah dunia baru.