Informasi Tambahan Tentang Buddhisme

"Dengan pikiran kita, kita menciptakan dunia." -Budha

Keyakinan seseorang bersifat pribadi dan membuatnya unik dibandingkan dengan yang lain; mereka tidak bisa dianggap atau dihakimi.

Juga, telah ditemukan melalui penelitian ekstensif dan survei bahwa mereka yang lebih religius menikmati hidup dengan lebih menyenangkan daripada yang lain.

Bagaimana bisa?

Karena orang-orang religius yang taat mengerahkan upaya yang tulus untuk mengikuti doktrin fundamental yang mendekatkan mereka pada makhluk tertinggi, mereka memiliki hubungan yang baik dengan sesamanya, mengembangkan keterbukaan terhadap budaya dan tradisi lain, dan lebih siap untuk menghadapi krisis identitas atau pribadi.

Oleh karena itu, untuk mendidik pembaca yang tertarik tentang sejarah agama-agama dunia, kami akan meluangkan waktu untuk menganalisis asal-usul, doktrin, dan informasi tambahan tentang kepercayaan terbesar keempat di dunia dalam hal pengikut: Buddha.

Tersedia guru-guru Sejarah terbaik
Izzatin nabila m ag
4.9
4.9 (36 ulasan)
Izzatin nabila m ag
Rp60,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Faisal hisyam
4.9
4.9 (25 ulasan)
Faisal hisyam
Rp100,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Andreas
5
5 (32 ulasan)
Andreas
Rp225,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Jasper
5
5 (12 ulasan)
Jasper
Rp100,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Nushrotina
5
5 (16 ulasan)
Nushrotina
Rp70,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Dinanda
5
5 (19 ulasan)
Dinanda
Rp50,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Khotibul
5
5 (18 ulasan)
Khotibul
Rp50,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Novi
4.9
4.9 (10 ulasan)
Novi
Rp35,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Izzatin nabila m ag
4.9
4.9 (36 ulasan)
Izzatin nabila m ag
Rp60,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Faisal hisyam
4.9
4.9 (25 ulasan)
Faisal hisyam
Rp100,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Andreas
5
5 (32 ulasan)
Andreas
Rp225,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Jasper
5
5 (12 ulasan)
Jasper
Rp100,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Nushrotina
5
5 (16 ulasan)
Nushrotina
Rp70,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Dinanda
5
5 (19 ulasan)
Dinanda
Rp50,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Khotibul
5
5 (18 ulasan)
Khotibul
Rp50,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Novi
4.9
4.9 (10 ulasan)
Novi
Rp35,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Mulai

Asal Usul Buddhisme

Sidharta Gautama
Sidharta Gautama, sosok besar dibalik sejarah agama Budha dan melewati masa bertapa. Sumber: Pixabay.com

Karena Buddhisme memiliki lebih dari 500 juta pengikut dan mencakup 7% dari seluruh populasi dunia, ini adalah agama dominan yang layak dipelajari untuk memahami latar belakang begitu banyak orang yang tersebar di seluruh dunia.

Sebagian besar dipraktikkan di Sri Lanka dan bagian-bagian lain Asia Tenggara seperti Thailand, Myanmar, dan Laos, Budha adalah agama yang mencakup berbagai macam tradisi, kepercayaan, dan praktik spiritual.

Mayoritas adat istiadat dan tradisi yang diikuti oleh umat Buddha berasal dari ajaran asli Buddha.

Latar Belakang Agama Buddha Lahir

Agama buddha lahir pada tahun sekitar 500-an SM dan berawal dari reaksi terhadap sistem kasta yang ada dalam agama Hindu. Pada masa itu, sistem kasta yang rigid di India membedakan antara golongan Brahmana yang dianggap sebagai golongan paling istimewa, dan kasta lainnya yang lebih rendah. Brahmana mendapatkan perlakuan khusus, dan mereka memiliki kekuasaan lebih dalam peribadatan dan kehidupan sosial. Sistem kasta ini mengarah pada ketidakadilan sosial, di mana banyak orang, terutama yang berasal dari kasta rendah, merasa terpinggirkan dan terbelenggu dalam kehidupan mereka.

Sistem kasta yang ada juga mempersulit kehidupan masyarakat biasa, dengan banyak ritual peribadatan yang mengharuskan pengorbanan serta sesaji yang mahal. Oleh karena itu, lahirlah agama Buddha yang mengusung konsep kesetaraan dan menghilangkan kasta. Buddha mengajarkan bahwa semua manusia memiliki potensi yang sama untuk mencapai pencerahan dan kebahagiaan abadi, asalkan mereka dapat mengendalikan diri dan mengatasi penderitaan dalam hidup. Dalam agama Buddha, sistem kasta tidak dikenal, dan setiap individu dianggap setara.

Sejarah Lahirnya Agama Buddha

Sejarah singkat mengenai Sidharta Gautama sang pembawa agama buddha, source: YouTube

Pendiri agama Buddha adalah Sidharta Gautama, yang dikenal juga dengan nama Buddha Gautama. Sidharta Gautama lahir pada tahun sekitar 563 SM di Kapilawastu, yang terletak di kerajaan Kosala, India. Ia merupakan anak dari Raja Suddhodhana, sehingga sang pembawa agama budha ini masuk dalam kasta Ksatria dalam agama Hindu. Sejak kecil, Sidharta hidup dalam kemewahan dan kenyamanan di istana, terlindung dari segala penderitaan dan kesulitan hidup. Namun, ketika ia tumbuh dewasa dan keluar dari istana, ia akhirnya menyaksikan kenyataan hidup yang jauh berbeda.

Di luar istana, Sidharta melihat orang-orang yang tua, sakit, dan mati—gambaran nyata kehidupan yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Dari pengalaman tersebut, ia menyimpulkan bahwa hidup penuh dengan penderitaan dan ketidakpastian. Sidharta merasa bahwa kehidupan yang ia jalani di istana sangatlah tidak sesuai dengan kenyataan dunia. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk meninggalkan istana dan mencari jalan untuk mengatasi penderitaan.

Setelah meninggalkan istana, Sidharta menjalani kehidupan sebagai seorang pertapa. Ia mencari cara untuk mengatasi penderitaan dengan bertapa dan mengurangi kebutuhan duniawi. Namun, ia segera menyadari bahwa bertapa yang ekstrem tidak memberikan jawaban yang dibutuhkannya. Ia pun akhirnya menemukan jalan tengah, yang dikenal dengan nama Majhima Patipada, yang merupakan kompromi antara kehidupan mewah yang memuaskan hawa nafsu dan kehidupan yang menyiksa tubuh.

Di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, Sidharta Gautama bertekad untuk tidak meninggalkan tempat tersebut hingga menemukan kebenaran. Pada usia 35 tahun, ia akhirnya mencapai pencerahan atau bodhi, yang membawa pemahaman baru tentang cara mengatasi penderitaan dan mencapai kebahagiaan yang abadi. Sejak saat itu, ia dikenal dengan nama Buddha, yang berarti "yang tercerahkan". Pencerahan ini menjadi titik balik dalam sejarah lahirnya agama Buddha, dan pada tahun tersebut, tepatnya sekitar 531 SM, Buddha mulai mengajarkan ajaran-ajarannya di Taman Rusa di Sarnath, India.

Bagaimana Agama Buddha Berkembang?

Setelah mencapai pencerahan, Buddha Gautama mulai menyebarkan ajarannya di sepanjang dataran Gangga di India. Ajarannya tentang cara mengatasi penderitaan, mencapai kebahagiaan abadi, dan membebaskan diri dari samsara (siklus kelahiran kembali) diterima oleh banyak orang. Selama hidupnya, Buddha mengajar dan mengajak banyak orang untuk mengikuti jalan pencerahannya.

Setelah sang pembawa agama buddha wafat, ajaran yang ia wariskan terus berkembang. Namun, dalam waktu 100 tahun setelah kematian Buddha, muncul berbagai aliran dalam agama Buddha. Dua aliran utama yang muncul adalah Buddha Hinayana dan Buddha Mahayana.

  • Buddha Hinayana lebih tertutup, dengan fokus pada pencapaian pencerahan individu dan tidak terbuka bagi orang lain.
  • Buddha Mahayana, sebaliknya, bersifat lebih terbuka dan mengajarkan bahwa setiap orang memiliki hak untuk mencapai pencerahan dan membebaskan dirinya serta orang lain dari penderitaan.

Penyebaran agama budha keluar india diantaranya didorong oleh perintah penyebaran agama oleh Raja Ashoka di India. Yang mana, agama buddha india mendapat kejayaan besar pada masa pemerintahan tersebut sekitar tahun 273-232 SM. Raja Ashoka sangat mendukung penyebaran agama Buddha, bahkan menjadikannya agama negara. Ia mengirimkan banyak pendeta Buddha ke berbagai wilayah kekuasaannya dan membangun berbagai bangunan keagamaan seperti stupa dan tugu Ashoka yang terkenal. Penyebaran agama Buddha keluar India pun dimulai, didorong oleh kekuatan Raja Ashoka yang mengirimkan pendeta Buddha ke wilayah-wilayah lain.

Tersedia guru-guru Sejarah terbaik
Izzatin nabila m ag
4.9
4.9 (36 ulasan)
Izzatin nabila m ag
Rp60,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Faisal hisyam
4.9
4.9 (25 ulasan)
Faisal hisyam
Rp100,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Andreas
5
5 (32 ulasan)
Andreas
Rp225,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Jasper
5
5 (12 ulasan)
Jasper
Rp100,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Nushrotina
5
5 (16 ulasan)
Nushrotina
Rp70,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Dinanda
5
5 (19 ulasan)
Dinanda
Rp50,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Khotibul
5
5 (18 ulasan)
Khotibul
Rp50,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Novi
4.9
4.9 (10 ulasan)
Novi
Rp35,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Izzatin nabila m ag
4.9
4.9 (36 ulasan)
Izzatin nabila m ag
Rp60,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Faisal hisyam
4.9
4.9 (25 ulasan)
Faisal hisyam
Rp100,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Andreas
5
5 (32 ulasan)
Andreas
Rp225,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Jasper
5
5 (12 ulasan)
Jasper
Rp100,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Nushrotina
5
5 (16 ulasan)
Nushrotina
Rp70,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Dinanda
5
5 (19 ulasan)
Dinanda
Rp50,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Khotibul
5
5 (18 ulasan)
Khotibul
Rp50,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Novi
4.9
4.9 (10 ulasan)
Novi
Rp35,000
/jam
Gift icon
Kursus pertama gratis!
Mulai

Sejarah Perkembangan Agama Buddha di Indonesia

Salah satu monumen sejarah agama buddha di Indonesia adalah Candi Borobudur, Source: Freepik

Agama Buddha di Indonesia memiliki sejarah yang kaya dan panjang, mulai dari masuknya ajaran ini ke Nusantara hingga perannya dalam kehidupan spiritual dan budaya masyarakat Indonesia saat ini. Perjalanan agama Buddha di Indonesia mencerminkan interaksi antara budaya lokal dan ajaran-ajaran dari luar, serta bagaimana agama ini mampu bertahan dan beradaptasi di tengah dinamika sejarah.

Masuknya Agama Buddha ke Indonesia

Agama Buddha mula-mula masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan internasional yang menghubungkan India, Asia Tenggara, dan China. Diperkirakan agama Buddha mulai masuk ke Indonesia sekitar abad ke-5 Masehi. Sejarawan meyakini bahwa para pedagang, biksu, dan pengelana dari India membawa ajaran Buddha ke wilayah Nusantara melalui jalur maritim.

Salah satu bukti tertua keberadaan agama Buddha di Indonesia adalah prasasti-prasasti dan peninggalan arkeologis yang ditemukan di Sumatra dan Jawa. Misalnya, prasasti Kedukan Bukit (683 M) yang ditemukan di Palembang, Sumatra Selatan, menunjukkan adanya pengaruh agama Buddha di Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan ini menjadi pusat pembelajaran agama Buddha dan memainkan peran penting dalam penyebaran ajaran Buddha di Asia Tenggara.

Selain itu, di Jawa Tengah, ditemukan candi-candi besar seperti Borobudur dan Mendut yang dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Candi Borobudur, yang didirikan pada abad ke-9 oleh dinasti Syailendra, adalah salah satu monumen terbesar dan terpenting dalam sejarah agama Buddha di Indonesia. Candi ini tidak hanya menjadi pusat ziarah bagi umat Buddha tetapi juga menjadi simbol kekayaan budaya dan spiritual di Nusantara.

Salah satu alasan mengapa agama Hindu Budha relatif mudah masuk ke Indonesia adalah karena kesamaan beberapa aspek budaya dan spiritual antara kepercayaan lokal dengan ajaran Hindu-Buddha. Kedua agama ini memperkenalkan konsep-konsep yang bisa diadaptasi dan dipadukan dengan kepercayaan lokal, seperti konsep dewa-dewa dan penghormatan kepada leluhur.

Agama Buddha pada Masa Kerajaan

Pada masa kejayaan kerajaan-kerajaan besar di Indonesia, agama Buddha memainkan peran penting dalam kehidupan politik, sosial, dan budaya. Kerajaan Sriwijaya di Sumatra dikenal sebagai pusat pembelajaran agama Buddha dan berpengaruh luas di Asia Tenggara. Banyak biksu dan pelajar dari berbagai negara datang ke Sriwijaya untuk mempelajari ajaran Buddha.

Di Jawa, dinasti Syailendra yang memerintah pada abad ke-8 hingga ke-9 Masehi sangat mendukung perkembangan agama Buddha. Dinasti ini membangun Candi Borobudur, yang hingga kini dianggap sebagai salah satu keajaiban dunia. Borobudur bukan hanya sebuah candi, tetapi juga sebuah mandala raksasa yang menggambarkan kosmologi Buddha dan perjalanan spiritual menuju pencerahan.

Pada masa Kerajaan Majapahit (1293–1500 M), agama Buddha hidup berdampingan dengan agama Hindu. Majapahit dikenal sebagai kerajaan yang mengamalkan sinkretisme, yaitu menggabungkan unsur-unsur agama Buddha dan Hindu dalam kehidupan sehari-hari. Sinkretisme ini tercermin dalam berbagai karya sastra, seni, dan arsitektur yang berkembang pada masa itu.

Di Indonesia sendiri saat ini umat budha termasuk dalam minoritas, Source: YouTube

Agama Buddha di Indonesia Modern

Saat ini, agama Buddha di Indonesia dianut oleh sekitar 0,7% dari total populasi, yang sebagian besar adalah keturunan Tionghoa. Meskipun jumlah umat Buddha relatif kecil, agama ini tetap memainkan peran penting dalam kehidupan spiritual dan budaya Indonesia.

Pemerintah Indonesia mengakui agama Buddha sebagai salah satu dari enam agama resmi di negara ini. Ada berbagai organisasi Buddha yang aktif di Indonesia, seperti Sangha Theravada Indonesia, Sangha Mahayana Indonesia, dan Sangha Agung Indonesia yang terafiliasi dengan Buddhayana. Setiap aliran ini memiliki tradisi, ritual, dan praktik keagamaan yang berbeda, tetapi semuanya berkomitmen pada ajaran Buddha yang mengajarkan kebijaksanaan, moralitas, dan meditasi.

Perayaan Waisak, yang memperingati kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Buddha Gautama, adalah salah satu hari raya besar bagi umat Buddha di Indonesia. Peringatan Waisak di Candi Borobudur telah menjadi acara nasional yang dihadiri oleh ribuan umat Buddha dari seluruh Indonesia dan mancanegara. Perayaan ini tidak hanya menjadi momen spiritual tetapi juga menjadi simbol persatuan dan keragaman budaya Indonesia.

Ajaran Buddha

Ajaran Buddha didasarkan pada empat kebenaran mulia dan delapan jalan kebenaran. Empat kebenaran mulia ini adalah inti dari ajaran agama Buddha:

  1. Kebenaran tentang Dukkha: Dukkha, atau penderitaan, adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan duniawi, baik itu kebahagiaan maupun kesedihan, pada akhirnya bersifat sementara dan tidak memuaskan.
  2. Kebenaran tentang Sebab Penderitaan: Penyebab dari penderitaan adalah keinginan dan kemelekatan pada hal-hal duniawi. Keinginan ini mengikat manusia pada siklus kelahiran kembali (samsara) yang penuh dengan penderitaan.
  3. Kebenaran tentang Akhir Penderitaan: Penderitaan dapat diakhiri dengan memutuskan keinginan dan kemelekatan. Ini berarti mencapai Nirvana, keadaan di mana seseorang bebas dari siklus kelahiran kembali.
  4. Kebenaran tentang Jalan yang Menuju Akhir Penderitaan: Untuk mencapai Nirvana, seseorang harus mengikuti Delapan Jalan Kebenaran yang mencakup pandangan benar, niat benar, ucapan benar, tindakan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar.

Ajaran Buddha juga menekankan pentingnya meditasi, kebijaksanaan, dan moralitas. Meditasi adalah cara untuk mengendalikan pikiran dan mencapai ketenangan batin, sementara kebijaksanaan melibatkan pemahaman yang mendalam tentang sifat sejati dari kehidupan dan eksistensi. Moralitas, di sisi lain, berkaitan dengan hidup dalam cara yang tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Perkembangan Aliran Agama Buddha

Setelah Buddha Gautama wafat, ajaran agama Buddha berkembang pesat dan menyebar ke berbagai wilayah. Selama proses ini, terjadi perbedaan interpretasi dan praktik yang mengarah pada munculnya berbagai aliran agama Buddha. Dua aliran utama yang paling dikenal adalah Theravada dan Mahayana.

  1. Theravada: Aliran ini sering disebut sebagai "jalan para sesepuh" dan dianggap sebagai bentuk ajaran Buddha yang paling konservatif. Theravada menekankan pentingnya pencapaian kebebasan pribadi dari penderitaan melalui pencerahan individual. Aliran ini banyak dianut di negara-negara Asia Tenggara seperti Sri Lanka, Thailand, Myanmar, Laos, dan Kamboja.
  2. Mahayana: Mahayana, yang berarti "kendaraan besar", lebih menekankan pada pencapaian kebuddhaan yang tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk keselamatan semua makhluk. Aliran ini memperkenalkan konsep Bodhisattva, seorang yang telah mencapai pencerahan tetapi menunda masuk Nirvana untuk membantu orang lain. Mahayana banyak dianut di negara-negara Asia Timur seperti China, Jepang, Korea, dan Vietnam.

Selain kedua aliran utama ini, ada juga aliran Vajrayana yang berkembang di Tibet dan Mongolia. Vajrayana, juga dikenal sebagai Buddhisme Tantra, menekankan penggunaan ritual dan mantra sebagai cara untuk mencapai pencerahan dengan lebih cepat.

Perbedaan 2 aliran besar budha yakni theravada dan mahayana, Source: YouTube

Ingin mempelajari lebih lanjut tentang Yahudi?

Doktrin Utama Buddhisme

Mirip dengan semua agama besar, denominasi, dan kepercayaan pribadi, Buddhisme memiliki banyak doktrin utama yang tidak seperti kebiasaan atau tradisi lain yang dipraktikkan oleh agama lain.

Penting untuk disebutkan bahwa mayoritas kepercayaan Buddhis berkisar pada tujuan mengatasi penderitaan dan siklus kematian dan kelahiran kembali; terutama dengan mencapai Nirvana atau jalan menuju Kebuddhaan.

Karena ada begitu banyak doktrin menarik yang tercakup dalam agama Buddha, sangat penting untuk berfokus pada beberapa yang paling penting. Dalam daftar berikut, kami akan membahas Empat Kebenaran Mulia secara lebih rinci:

  • Dukkha: kebenaran mulia yang pertama dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai kebenaran penderitaan. Ketika menganalisis penderitaan, umat Buddha mengenali bahwa ada tiga jenis rasa sakit yang sesuai dengan tiga pemandangan yang dilihat Buddha. Apakah mereka? Usia tua, sakit, dan kematian. Umat ​​Buddha memahami bahwa hidup sering gagal untuk memenuhi harapan kita; kepuasan hanya bersifat sementara. Dengan menerima kebenaran pertama ini, umat Buddha tidak optimis atau pesimis tetapi realistis.
  • Samudāya: kebenaran mulia kedua adalah tentang asal mula penderitaan. Masalah sehari-hari banyak orang mungkin berasal dari penyebab sederhana seperti haus, lapar, sedih, atau kehilangan orang yang dicintai. Bagaimanapun, Buddha telah mengidentifikasi tujuan pasti dari penderitaan, dan itu berakar lebih dalam dari yang orang kira. Akar dari semua rasa sakit berasal dari keinginan atau tanhā. Juga dikenal sebagai tiga akar kejahatan, keserakahan dan ambisi, ketidaktahuan dan kebencian, adalah penyebab penderitaan.
  • Nirodha: kebenaran mulia ketiga dikenal sebagai berhentinya penderitaan. Buddha mengajarkan bahwa satu-satunya cara untuk melepaskan keinginan adalah dengan tidak terikat. Nirwana hanya dapat dicapai jika ketiga api keinginan dipadamkan. Mencapai pencerahan layak untuk tidak terikat pada apapun karena itu berarti welas asih untuk semua makhluk hidup.
  • Magga: dikenal sebagai jalan menuju lenyapnya penderitaan, kebenaran mulia terakhir adalah seperangkat prinsip yang disebut Jalan Berunsur Delapan. Juga dikenal sebagai Jalan Tengah, Jalan Berunsur Delapan menghindari kesenangan. Dalam daftar berikut, kami akan mempertimbangkan lebih banyak informasi tentang Jalan Berunsur Delapan.

Berakar kuat dalam kepercayaan Buddha adalah Jalan Berunsur Delapan. Berikut ini adalah delapan tahapan yang tidak boleh dilakukan secara berurutan, melainkan ada untuk saling memperkuat dan memperkuat:

  • Sammā ditthi: dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai pemahaman yang benar, yaitu menerima ajaran Buddha. Buddha tidak pernah ingin para pengikutnya mempercayai ajarannya secara membabi buta; sebaliknya, mereka harus menilai sendiri apakah mereka benar.
  • Sammā san̄kappa: dapat dipahami dalam bahasa Indonesia sebagai niat atau komitmen yang benar untuk mengembangkan sikap yang benar.
  • Sammā vācā: ucapan benar; yang berarti bahwa praktisi harus menghindari perkataan, fitnah, atau gosip yang berbahaya dan fokus pada berbicara dengan benar kepada orang lain.
  • Sammā kammanta: bagian atau langkah keempat dikenal sebagai perbuatan benar, yaitu berperilaku damai dan harmonis bersama-sama menghindari pencurian, pembunuhan, atau pemanjaan seksual yang berlebihan.
  • Sammā ājīva: dikenal dalam bahasa Inggris sebagai mata pencaharian yang benar, umat Buddha yang taat yang Indonesia jalan ini akan bekerja keras untuk menghindari mencari nafkah dengan cara yang membahayakan orang atau hewan lain.
  • Sammā vāyāma: usaha benar adalah langkah fundamental yang melibatkan pengembangan pikiran positif dan menjauhi kondisi tidak bermanfaat dan perkembangannya di masa depan.
  • Sammā sati: dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai perhatian yang benar, pengikut mengerahkan diri untuk mengembangkan kesadaran akan tubuh, sensasi, perasaan, dan keadaan pikiran.
  • Sammā samādhi: konsentrasi benar adalah mengembangkan fokus mental yang diperlukan untuk Jalan Berunsur Delapan.

Dengan bekerja keras untuk menyelesaikan semua tugas yang diperlukan dari jalan beruas delapan, umat Buddha mempersiapkan diri mereka untuk pencerahan yang diperlukan untuk kebahagiaan sejati dalam hidup.

Sebelum menyimpulkan, penting untuk menyatakan bahwa masih banyak lagi kepercayaan Buddha lain yang fundamental bagi seluruh struktur agama Buddha.

Informasi Tambahan Tentang Buddhisme

Meskipun agama-agama besar dunia seperti Kristen, Yahudi, Islam, Hindu, dan Budha sangat berbeda, struktur mereka serupa.

Bagaimana bisa?

Nah, penting untuk disebutkan bahwa meskipun keyakinan dan doktrinnya berbeda, ada kategori tertentu yang tetap sama seperti tempat ibadah, kitab suci, tokoh, dan simbol ikonik.

Meskipun tidak semua agama bertemu di suatu tempat yang disebut gereja, setidaknya mereka memiliki ruang sakral tempat kepercayaan dijunjung tinggi.

Oleh karena itu, tanpa basa-basi lagi, kami akan mempertimbangkan informasi tambahan tentang keyakinan Buddha.

Tempat Ibadah

Siddharta Gautama
Kuil adalah tempat ibadah bagi umat Budha. Sumber: Pixabay.com

Berikut ini adalah ruang sakral paling umum tempat pemujaan umat Buddha:

  • Kuil Budha: pengikut agama Buddha menyembah dewa mereka di daerah yang dikenal sebagai kuil di seluruh dunia. Bangunan suci Buddha dapat disebut vihara, stupa chaitya, wat, dan pagoda. Kuil mewakili lingkungan Buddha yang paling murni.

Tulisan Suci

Umat ​​Kristen membaca Alkitab, Muslim memeriksa Alquran, dan umat Buddha menganalisis teks kuno berikut untuk wawasan:

  • Kanon Pali: juga dikenal sebagai Tripitaka, Kanon Pali adalah kitab suci Buddhis yang penting yang mencakup banyak wacana dan ajaran Buddha. Kanon Pali berarti "kata Buddha" jika diterjemahkan. Selain itu, penting untuk menyatakan bahwa sekte agama Buddha yang berbeda mengikuti kitab suci kanonik dan nonkanonis pada tingkat yang berbeda-beda.

Tokoh Kunci Agama Buddha

Orang-orang berikutnya adalah beberapa tokoh agama Buddha yang paling dikenal:

  • Buddha Gautama: mungkin Buddha paling esensial sepanjang masa karena ajaran Buddha didasarkan pada filosofi dan pemikirannya.
  • Dalai Lama: Dalai Lama ke-14 mungkin adalah penganut Buddha paling terkenal yang masih hidup. Lahir sebagai Lhamo Dhondup, dia diidentifikasi sebagai reinkarnasi dari Dalai Lama masa lalu ketika dia baru berusia dua tahun.

Simbol Buddha

Sidharta
Setiap agama memiliki ritual keagamaan berbeda yang harus saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Sumber: Pixabay.com

Seperti semua denominasi dan kepercayaan, agama Buddha memiliki beberapa simbol yang berbeda dari yang lainnya. Berikut ini adalah simbol Buddha paling ikonik:

  • Roda Dharma: juga dikenal sebagai Dhamma Chakka, sering digunakan untuk mewakili Buddha sendiri dan sekarang menjadi simbol universal agama Buddha. Roda Dharma memiliki delapan jari yang mewakili Jalan Berunsur Delapan Buddha.
  • Simpul Abadi: jalinan garis pada simpul abadi dikatakan melambangkan bagaimana segala sesuatu terhubung satu sama lain; menurut ikatan, agama dan urusan sekuler, serta kasih sayang dan kebijaksanaan.

Dengan menganalisis Buddhisme secara cermat, individu menjadi lebih akrab dengan aspek-aspek menarik yang sangat biasa bagi orang-orang di benua lain seperti Asia.

Agama Buddha tidak hanya berkembang di India, tetapi juga mulai menyebar ke berbagai negara di luar India. Penyebaran agama Buddha ini banyak dipengaruhi oleh perjalanan para biksu dan misi keagamaan yang dijalankan oleh para pengikut Buddha yang ingin membagikan ajaran-ajaran Buddha ke berbagai penjuru dunia.

Sejarah lahirnya agama Buddha merupakan perjalanan panjang. Agama ini muncul sebagai respons terhadap ketidakadilan sosial dan sistem kasta yang diterapkan dalam agama Hindu.

Belajar sejarah memang sangat menarik karena memberikan wawasan tentang perjalanan umat manusia, nilai-nilai yang berkembang, dan perubahan besar yang membentuk dunia kita. Namun, agar pemahaman sejarah semakin mendalam, penting untuk mendapatkan bimbingan yang tepat. Dengan bimbingan yang baik, belajar sejarah akan menjadi lebih terarah dan efektif. Jika Anda ingin belajar sejarah, Superprof adalah tempat yang tepat untuk menemukan guru privat sejarah terbaik. Anda dapat belajar sejarah lahirnya agama hindu dan budha dengan lebih terstruktur di Superprof.

Jangan lewatkan peluang ini untuk belajar lebih intensif dan meraih pemahaman sejarah yang lebih luas bersama Superprof! Mulailah belajar sekarang juga!

Apa Anda menyukai artikel ini? Berikan penilaian Anda

4.27 (15 nilai)
Loading...

Kurniawan

Seseorang yang senang berbagi ilmu dan pengetahuan yang diharapkan akan bermanfaat bagi banyak orang