Ada tiga jenis sistem penulisan dalam bahasa Jepang, dan setiap sistem memiliki tujuan tertentu dalam sebuah teks.
Ini adalah salah satu alasan utama mengapa bahasa ini sering disebut-sebut sebagai salah satu bahasa yang paling sulit dikuasai, terutama dalam hal pemahaman membaca dan kemampuan menulis.
Daftar aksara yang kompleks ini bisa tampak seperti garis kabur yang membingungkan pada halaman, dan ini kurangnya spasi dalam bahasa Jepang tertulis sama sekali tidak membantu.
Tiga sistem penulisan bahasa Jepang disebut Kanji, Hiragana, dan Katakana. Meskipun setiap sistem menggunakan aksara yang sangat berbeda, ketiganya digunakan bersama untuk membentuk kata dan kalimat.
Meskipun ini mungkin terdengar seperti beban pikiran dan rintangan besar untuk mempelajari cara menulis dalam bahasa Jepang, setiap sistem relatif sederhana untuk diidentifikasi dan dapat mudah digunakan setelah Anda tahu aturan-aturannya.
Cek di sini untuk kursus bahasa Jepang
Asal-Usul Sistem Penulisan Bahasa Jepang
Sebelum melihat berbagai jenis tulisan Jepang, atau skrip seperti yang umum dikenal, kita akan menjelajahi asal-usul tradisi penulisan yang aneh ini.

Sejarah bahasa Jepang dan sistem penulisannya sedikit membingungkan. Dengan bentuk tulisan yang sangat kompleks, terbukti sulit bagi para ahli bahasa untuk menjelaskan dengan tepat bagaimana setiap skrip muncul.
Bahasa Jepang adalah satu-satunya bahasa dari negara besar yang akarnya diselimuti misteri, artinya tidak ada begitu banyak informasi tentang bagaimana asal mulanya.
Ada banyak teori berbeda dan perdebatan seputar sejarah bahasa Jepang, dan ini dibagi menjadi unsur-unsur lisan dan tulisan.
Banyak orang menganggap bentuk modern penulisan bahasa Jepang sebagai adaptasi dari bahasa Tionghoa. Ini karena skrip Kanji menggunakan banyak ideograf atau aksara yang umum dalam bahasa Tionghoa. Tumpang tindih ini jelas dikenali oleh para penutur bahasa Tionghoa dan Jepang, namun asal-usul sistem penulisan lainnya kurang jelas.
Sebenarnya, contoh pertama yang tercatat dari tulisan bahasa Jepang yang berasal dari abad ke-5 dan ke-6 adalah dari bahasa Tionghoa. Artinya, bahasa Tionghoa ditulis di Jepang sebelum sistem penulisan dikembangkan untuk bahasa Jepang. Seiring waktu, kata-kata digunakan untuk menangkap nuansa kata bahasa Jepang lisan, sehingga teks bahasa Tioghoa berkembang menjadi teks baru yang cocok untuk bahasa Jepang.
Kanji dapat menyampaikan banyak arti, namun pengembangan dua sistem penulisan lainnya diperlukan untuk mengekspresikan nuansa dalam tulisan bahasa Jepang. Menariknya, Katakana diangap muncul sebagai hasil dari para pendeta yang membaca teks bahasa Tionghoa, menerjemahkannya ke dalam bahasa Jepang, dan perlu sesuatu untuk membantu mereka mengingat lebih mudah.
Sistem penulisan Hiragana dan Katakana berada di bawah label ‘kana’, yang artinya keduanya adalah skrip suku kata. Anehnya, meskipun Hiragana bekerja sama dengan Kanji untuk membentuk banyak part of speech, Katakana sebagian besar digunakan untuk kata pinjaman asing, onomatopoeia, dan slang.
Jadi, ringkasnya, bagaimana tepatnya sistem penulisan bahasa Jepang muncul masih agak diselimuti misteri. Namun, yang kita ketahui adalah sistem Kanji dipinjam dari bahasa Tionghoa, dan dua sistem kana dikembangkan untuk mengisi celah dan menangkap nuansa bahasa Jepang.
3 Macam Sistem Penulisan Bahasa Jepang

Sistem penulisan bahasa Jepang sangatlah unik dan khas, yang terdiri dari tiga sistem penulisan yang berbeda: huruf Hiragana Katakana dan Kanji.
Ketiga sistem penulisan ini berfungsi bersama untuk membentuk struktur kalimat yang kompleks, sekaligus memperkaya makna dalam setiap kalimat yang ditulis.
Mengenal ketiga sistem penulisan huruf bahasa Jepang ini adalah langkah awal yang sangat penting, karena ketiganya memiliki peran yang berbeda namun saling melengkapi. Mari kita bahas masing-masing huruf jepang a sampai z secara lebih rinci sebagai berikut:
Hiragana
Hiragana (ひらがな) adalah salah satu dari tiga sistem penulisan utama dalam bahasa Jepang dan merupakan fondasi dari seluruh sistem penulisan Jepang. Huruf Hiragana bahasa Jepang terdiri dari 46 karakter dasar dengan 5 vokal dan 41 konsonan. Masing-masing karakter mewakili satu suku kata atau fonem dalam bahasa Jepang.
Sistem penulisan Hiragana digunakan untuk menulis kata-kata asli Jepang, terutama yang tidak memiliki Kanji atau kata-kata yang lebih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, Hiragana juga digunakan untuk penulisan partikel gramatikal, akhiran kata kerja dan kata sifat, serta furigana (cara baca Kanji).
Hiragana merupakan sistem penulisan pertama yang diajarkan saat belajar bahasa Jepang. Karakter Hiragana memiliki bentuk yang melengkung dan halus, yang sering kali disebut sebagai “tulisan perempuan” pada masa lalu di kalangan bangsawan Jepang karena kelembutannya.
Contoh kosakata Hiragana:
- たべる (taberu) yang berarti "makan". Kata ini ditulis dengan Hiragana karena "taberu" adalah kata kerja asli dalam bahasa Jepang yang tidak memerlukan Kanji.
- さくら (sakura) yang berarti "bunga sakura". Kata ini ditulis menggunakan Hiragana karena tidak ada Kanji yang umum digunakan untuk kata ini di tingkat pemula.
Setelah mempelajari abjad bahasa Jepang ini, Anda akan lebih mudah memahami pembentukan kata dalam bahasa Jepang. Bahkan, Hiragana juga digunakan untuk menuliskan kosakata yang diambil dari Kanji yang lebih rumit atau tidak umum dipakai dalam percakapan sehari-hari. Mempelajari dan menguasai Hiragana adalah langkah penting dalam mempelajari bahasa Jepang secara keseluruhan.
Katakana

Huruf Katakana (カタカナ) adalah sistem penulisan fonetik lain dalam bahasa Jepang yang memiliki bentuk yang lebih tajam dan bersudut dibandingkan dengan Hiragana. Seperti Hiragana, Katakana terdiri dari 46 karakter dasar yang terdiri dari 20 karakter dakuten, 5 dengan handakuten, dan 33 kombinasi yōon.
Jika Hiragana digunakan untuk kosakata asli Jepang, maka huruf Katakana Jepang berguna untuk menuliskan kata-kata serapan yang seringkali berasal dari bahasa asing. Katakana berperan ketika menuliskan kata serapan atau kata-kata yang berasal dari bahasa asing, nama-nama orang dan tempat asing, serta istilah teknis, ilmiah, dan teknologi.
Oleh karena itu, banyak kata yang berhubungan dengan produk teknologi, makanan, atau budaya populer yang dipinjam dari bahasa asing ditulis menggunakan Katakana.
Contoh penggunaan Katakana dalam kalimat:
- コンピューター (konpyuutaa) yang berarti "komputer". Kata ini menggunakan Katakana karena merupakan kata serapan dari bahasa Inggris.
- テレビ (terebi) yang berarti "televisi". Kata ini juga merupakan serapan dari bahasa Inggris, sehingga ditulis dalam Katakana.
Sistem penulisan Katakana juga berguna ketika menuliskan bunyi-bunyian atau onomatopoeia, seperti bunyi hewan atau suara alam. Misalnya, ワンワン (wan wan) digunakan untuk menirukan suara anjing menggonggong.

Kanji
Kanji (漢字) merupakan sistem penulisan serapan aksara Tionghoa dan berperan dalam menulis sebagian besar kata benda, akar kata kerja, dan kata sifat pada bahasa Jepang.
Kanji berbeda dengan Hiragana dan Katakana. Abjad Jepang ini termasuk ideogram, karena setiap karakter huruf Kanji bukan hanya mewakili suara, tetapi juga memiliki makna tertentu. Misalnya, karakter 学 berarti "belajar" dan 水 berarti "air". Dalam satu karakter Kanji, Anda dapat menemukan sebuah konsep atau ide yang digambarkan dengan satu simbol.
Ada ribuan karakter Kanji, meskipun orang Jepang hanya menggunakan sekitar 2.000 hingga 3.000 huruf Kanji Jepang dalam kehidupan sehari-hari. Kanji juga berguna untuk membedakan kata-kata yang homofon (kata yang terdengar sama tetapi memiliki arti berbeda). Semisal, kata "kami" bisa berarti "dewa" (神) atau "kertas" (紙), tergantung pada Kanji yang digunakan.
Contoh penggunaan Kanji dalam kalimat:
- 学ぶ (manabu) yang berarti "belajar". Di sini, Kanji 学 digunakan untuk menunjukkan makna "belajar".
- 水を飲む (mizu wo nomu) yang berarti "minum air". 水 adalah Kanji yang menunjukkan "air".
Meski menguasai belajar Kanji dalam bahasa Jepang ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit, namun akan sangat membantu dalam membaca dan menulis dalam bahasa Jepang. Setiap karakter Kanji membawa makna yang tak tergantikan oleh Hiragana maupun Katakana.
Romaji
Romaji (ローマ字) adalah sistem penulisan bahasa Jepang menggunakan alfabet Latin. Romaji berguna untuk membantu orang yang tidak mengerti bahasa Jepang atau yang belum menguasai Kanji, Hiragana, atau Katakana.
Romaji memungkinkan Anda memahami cara membaca dan menulis alfabet Jepang menggunakan huruf Latin, yang lebih familiar untuk anda yang berasal dari negara-negara dengan sistem alfabet Latin.
Romaji sering digunakan untuk membantu penutur non-Jepang memahami pengucapan kata-kata Jepang. Misal, kata 東京 (Tokyo) bisa ditulis dengan Romaji sebagai toukyou. Begitu pun dengan kata さくら (sakura) yang dapat ditulis sebagai sakura.
Namun, Romaji hanyalah transkripsi dan tidak digunakan dalam penulisan resmi atau sehari-hari di Jepang. Romaji hanya membantu agar memahami pengucapan dan struktur kalimat. Untuk penguasaan bahasa Jepang yang lebih mendalam, Anda harus belajar untuk membaca dan menulis dalam Hiragana, Katakana, dan Kanji.
Meskipun Romaji sangat berguna, Anda harus berusaha mengurangi ketergantungan pada Romaji seiring waktu dan beralih ke sistem penulisan asli bahasa Jepang untuk mengembangkan kemampuan bahasa Jepang secara komprehensif.
Cek di sini untuk kursus bahasa Jepang di Jakarta
Ketika menulis dalam bahasa Jepang, ketiga sistem penulisan bahasa Jepang ini dapat digunakan secara bersamaan dalam satu kalimat, masing-masing berperan penting untuk menyampaikan makna yang tepat.
Untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan ketiga sistem ini secara menyeluruh, sangat penting untuk mendapatkan bimbingan dari seorang guru bahasa Jepang yang berpengalaman.
Di Superprof, Anda dapat menemukan pengajar yang dapat membantu Anda memahami lebih dalam mengenai penggunaan Katakana Hiragana beserta Kanji. Jangan ragu untuk memulai perjalanan belajar bahasa Jepang Anda dengan bantuan para ahli yang siap membantu Anda!


















