Alumni PGSD UNJ 2019 yang bepengalaman mengajar sejak 2017 untuk subjek Matematika IPA Bahasa Indonesia & Bahasa Inggris tingkat SD-SMP wilayah Bekasi Barat-Jakarta Timur

Cari tahu lebih banyak tentang Sheila

• 1) Kapan Anda mengembangkan minat dalam bidang pilihan Anda dan minat dalam kursus privat?

  "Saya mulai menjadi tutor privat semenjak 2017, saat itu saya masih berkuliah dan masih berstatus mahasiswa di salah satu Universitas yang berada di Jakarta. Pada saat SMA saya berminat dibidang IPA dan Matematika."

• 2) Ceritakan lebih banyak tentang subjek yang Anda ajar, topik yang ingin Anda diskusikan dengan siswa (dan mungkin topik yang Anda kurang lebih sukai).

  "Saya mengajar untuk tingkat SD-SMP mata pelajaran MTK, IPA, B. Indonesia, dan B. Inggris. Mata pelajaran yang saya senangi dari ke 4 subjek tersebut adalah MTK, saya mulai menggemari MTK sejak SMP. Menurut kebanyakan siswa menganggap MTK itu sulit dan membosankan, tetapi bagi saya MTK tidak semenyeramkan itu. Siswa yang sukses akan terlahir jika bertemu dengan guru yang sesuai."

• 3) Apakah Anda memiliki seorang yang menjadi role model Anda; seperti seorang guru yang menginspirasi Anda hingga kini?

  "Salah satu alasan saya menyukai MTK semenjak SMP karena pada saat itu guru MTK saya (Pak Renaldi) sangat menyenangkan, dan ramah. Beliau sangat sabar dalam membimbing, dan tidak pernah lelah dalam menjelaskan berulang kali saat ada siswa yang bertanya. Beliau juga memotivasi siswa siswanya dengan memberikan reward."

• 4) Menurut Anda, apa kualitas yang diperlukan untuk menjadi guru yang baik?

  "Guru yang baik sudah pasti harus memenuhi 4 Kompetensi guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Guru berkualitas memahami dan menguasai 4 kompetensi tersebut"

• 5) Ceritakan pengalaman unik atau menarik yang pernah terjadi selama pengalaman Anda mengajar.

  "Saya pernah membimbing siswa yang bercita-cita untuk melanjutkan di SMA favoritnya (Labschool). Pada awalnya siswa tersebut pesimis, tetapi setelah beberapa kali pertemuan belajar, mulai muncul motivasi dan minatnya untuk belajar. Siswa saya mengikuti ujian masuk SMA tersebut, ia menceritakan pengalamannya dan apa yang dirasakan saat menunggu hasil ujian. Saya mengatakan hal yang harus dilakukan selanjutnya hanya berdoa. Berdoa supaya menjadi orang yang beruntung. Karena jika kita sudah berusaha, bahkan jika pesaing lain lebih pandai, pada saat keberuntungan dipihak kita, tidak ada yang bisa menghalangi. Hal yang mengejutkan pun terjadi, siswa saya yang sudah berpasrah itu, ternyata diterima di SMA favoritnya."

• 6) Apa kesulitan atau tantangan yang Anda hadapi atau masih Anda hadapi dalam subjek Anda?

  "Meyakinkan, memotivasi, dan mengembalikan fokus siswa tidak semudah memberikan teori, dan menjelaskan pelajaran saja. Tetapi hal tersebut tidak membuat saya putus asa. Hal tersebut menjadi tantangan bagi saya untuk memutar otak, dan memicu saya untuk lebih kreatif lagi dalam mengajar."

• 7) Apakah Anda memiliki passion khusus dalam mengajar? Apakah Anda suka mengajar secara umum atau ada materi dari subjek tersebut yang Anda gemari atau ada sesuatu yang menarik yang belum kita ketahui tentang Anda?

  "Saya memiliki cara khusus untuk belajar, dimana tidak hanya otak kiri selalu digunakan. Saya menanamkan teori dengan menggabungkan kemampuan otak kanan. Hal itu saya implementasikan dengan menjelaskan materi menggunakan istilah istilah yang familiar, dan tidak jauh dari lingkungan sehari-hari siswa. Menggunakan cerita-cerita yang menarik, membuat jembatan keledai, membuat kata kata singkatan unik, serta trik trik yang lainnya."

• 8) Apa yang membuat Anda menjadi seorang Guru teladan ?

  "Selain memenuhi 4 kompetensi guru, dan sifat disiplin, ada hal lain yang membuat saya dianggap sebagai guru teladan, yaitu siswa-siswa saya. Ketika saya mendampingi dan melihat siswa saya berhasil, memberikan kebahagiaan tersendiri bagi saya, dan juga dimana saya sudah tidak menjadi tutor mereka, siswa siswa saya tetap menjaga komunikasi hingga sekarang, hubungan yang bukan lagi siswa dan tutor, tetapi sudah seperti keluarga. Hal tersebut juga membuat saya beranggapan bahwa guru teladan adalah guru yang selalu diingat oleh siswanya."