Terkait dengan keamanan internet, ancaman terbesar biasanya datang dalam bentuk malware atau suatu trik yang membuka akses bagi peretas terhadap informasi bank Anda atau informasi pribadi lainnya.
Media sosial seringkali menjadi media tempat para peretas tersebut bermain. Bentuknya beragam, bisa dengan menebak kata sandi Anda (tentu sangat mudah bagi mereka), atau mengirimkan sebuah tautan yang disamarkan dalam bentuk menyerupai akun teman Anda, atau bahkan akibat dari Anda sendiri yang oversharing (terlalu berlebihan dalam membagikan sesuatu di internet).
Pada artikel ini kita akan membahas sejumlah ancaman keamanan yang bisa terjadi melalui media sosial, dan bagaimana cara mencegahnya.
Oversharing

Dalam kehidupan sehari-hari, kita cenderung menyimpan rahasia yang kita miliki, dan kalau pun kita mengungkap rahasia itu, kita akan mengungkapnya kepada teman yang benar-benar kita percaya saja. Tapi akan beda ceritanya jika Anda lengah, mungkin Anda dalam pengaruh minuman,atau terbawa emosi, atau bahkan hanyut dengan media sosial Anda?
Jaga Privasi
Dulu, suatu ungkapan tertentu hanya diungkapkan di daerah tertentu saja, adapun sekarang suatu ungkapan bisa menjadi dikenali dan diungkapkan di seluruh dunia berkat kehadiran media sosial.
Begitu juga suatu hal buruk yang mungkin pernah Anda lakukan di masa lalu bisa saja akan kembali menghantui Anda di masa depan; rahasia yang diumbar bisa menjadi bumerang di kemudian hari.
Maka dari itu, kita harus lebih berhati-hati dalam membagikan sesuatu di media sosial dan pastikan jangan pernah membagikan sesuatu yang suatu saat berpotensi dapat menimbulkan masalah.
Hal ini berlaku juga ketika berinteraksi dengan teman-teman di media sosial. Kalau Anda pikir bahwa percakapan Anda di media sosial hanya diketahui oleh Anda dan teman Anda saja, perlu diketahui bahwa log dari percakapan tersebut tetap tersimpan, maka sebaiknya jangan pernah membahas sesuatu yang terlalu pribadi atau membahas informasi kartu kredit Anda. Karena cukup dengan diretasnya akun Facebook Anda (atau media sosial lainnya), maka semua informasi tadi tidak akan aman lagi.
Urusan Keluarga
Satu hal yang banyak orang remehkan, padahal berpotensi berbahaya, adalah membagikan foto dan video keluarga atau teman dekat.
Semakin jelas gambar yang Anda bagikan tentang teman, keluarga, atau kehidupan pribadi Anda di media sosial, maka sama artinya dengan mengumbar informasi sebanyak-banyaknya kepada orang yang bisa saja menyalahgunakannya.
Meskipun jarang terjadi, yaitu membagikan konten setiap hari mengenai teman dan keluarga, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum membagikan konten seperti itu:
Pertama, jangan terlalu banyak membagikan konten multimedia tentang anak Anda. Meskipun mungkin teman dan keluarga Anda akan menyukai konten tersebut, tapi akan menjadi sumber masalah ketika jatuh di tangan yang salah. Terutama jika foto dan video tersebut akan menjadi konsumsi publik setelah Anda membagikannya di media sosial.
Satu hal yang bisa dilakukan untuk menjaga konten seperti ini adalah sebelum Anda mempublikasikannya, sesuaikan pengaturan privasi Anda agar konten tersebut hanya bisa dilihat oleh teman atau keluarga Anda saja.
Perlu diingat juga adanya kemungkinan anak Anda kelak tidak akan suka jika konten tersebut menjadi konsumsi publik, setidaknya saat mereka dewasa. Hal seperti ini sudah selayaknya didiskusikan dengan keluarga, dan menjadi perhatian bersama.
Ada sebuah artikel menarik dari Forbes mengenai ‘sharenting’, yang layak untuk dibaca.
Bahaya Anonimitas
Hal terakhir yang menjadi sisi gelap media sosial adalah anonimitas.
Anonimitas adalah suatu cara untuk online namun tetap merahasiakan identitas Anda karena alasan tertentu.
Namun, bagi sebagian orang, anonimitas bisa menjadi sebuah topeng. Merajalelanya fenomena ‘troll’ di internet adalah buktinya. Mungkin Anda belum pernah mengalaminya, kecuali Anda punya banyak pengikut di media sosial. Tapi jika Anda memang memiliki banyak pengikut, kami yakin Anda pernah sesekali menerima kritikan pedas yang tak berdasar dari orang tak dikenal.
Coba saja buka kolom komentar pada akun seorang selebriti media sosial, maka Anda akan melihat sendiri betapa buruknya kebiasaan ‘troll’ di internet.
Ketiadaan akuntabilitas pada anonimitas bisa menjadi bahaya dan memberikan kesempatan bagi siapa pun untuk mengkritik siapa pun tanpa henti dengan tetap menyembunyikan identitas asli mereka.
Bahkan orang-orang yang sebenarnya terpandang pun bisa terlibat dalam kebiasaan seperti ini, karena kebebasan bersuara yang didapatkan dari anonimitas tidak memiliki risiko apa pun. Oleh karena itu, ada baiknya berpikir dulu sebelum Anda memposting tanggapan atas suatu hal di media sosial, dan tanyakan pada diri jika Anda bertemu langsung dengan orang tersebut, mungkinkah Anda akan mengatakannya secara langsung?
Sejauh mana Anda mengetahui keamanan ponsel?
Kekuatan Kata Sandi

Suatu hal yang sering diabaikan oleh banyak orang adalah, perlunya membuat kata sandi yang lebih rumit.
Mengingat betapa mudahnya bagi peretas untuk menebak kata sandi Anda, kemudian mencuri data pribadi Anda, maka cara terbaik yang bisa dilakukan untuk melindungi diri Anda adalah dengan melindungi akun media sosial Anda dengan kata sandi yang kuat.
Apalagi terkait dengan keamanan ponsel, kata sandi adalah hal yang krusial.
Lebih Kuat Lebih Baik
Yang dimaksud dengan kata sandi yang kuat dan unik adalah yang terdiri dari kombinasi antara huruf, angka, dan simbol. Dan juga cukup panjang.
Alasannya sederhana; akan semakin sulit bagi peretas untuk menebaknya.
Ketika seseorang mengetahui kata sandi Anda, mereka tidak hanya akan mengakses akun tersebut, tapi bisa jadi akan mengakses akun Anda yang lainnya, jika kata sandi Anda sama di setiap akun yang Anda punya.
Maka dari itu, alasan kedua mengapa perlu untuk memiliki sebuah kata sandi yang kuat dan unik adalah, dengan melindungi setiap akun menggunakan kata sandi yang berbeda, dapat mencegah efek domino ketika salah satu akun Anda diretas.
Satu hal yang menjadi kekhawatiran kami akhir-akhir ini adalah suatu hal yang disebut dengan ‘brute forcing’. Itu adalah sebuah cara otomatis yang mencoba semua kosakata yang ada dalam kamus hingga ditemukan kata yang cocok dengan kata sandi Anda. Tentu mengerikan, namun dengan menyadari adanya hal tersebut, kita akan terdorong untuk membuat kata sandi yang rumit dan bahkan mungkin tidak masuk akal.
Perlindungan Ganda
Hal lainnya yang perlu dilakukan adalah melindungi perangkat dimana Anda mengakses media sosial Anda dengan kata sandi.
Melindungi media sosial Anda dengan kata sandi yang kuat tentu sangat baik, tapi jika ponsel atau tablet Anda tidak dilindungi kata sandi, kemudian Anda meninggalkan perangkat tersebut sejenak, tak ubahnya seperti memberikan kunci pintu masuk menuju kehidupan pribadi Anda.
Tentu saja, kata sandi untuk akun dan perangkat Anda juga harus berbeda, sehingga akan semakin sulit untuk diretas.
Jadilah Orang yang Skeptis

Dalam hal keamanan media sosial, sikap skeptis adalah sikap yang baik.
Satu kesalahan klik atau satu kecerobohan bisa menjadi awal dari serangkaian hal negatif.
Bahaya Orang Asing
Sebagaimana yang sering diajarkan ketika Anda masih kecil, hindari orang asing yang ada di internet, terutama di media sosial.
Cyber bullying adalah suatu hal yang sangat berbahaya jika Anda tidak berhati-hati.
Jika ada seseorang yang tidak Anda kenal tiba-tiba menghubungi Anda atau mengirimi Anda permintaan pertemanan, maka pikirkan sejenak sebelum merespon atau menerimanya.
Menerima permintaan seperti itu memang tidak serta merta berbahaya, namun Anda tidak tahu siapa orang tersebut dan apa niat mereka. Terutama jika dalam akun media sosial Anda ada sejumlah informasi pribadi, maka sebaiknya berhati-hati terhadap orang yang tidak Anda kenal.
Waspada dengan Tautan
Dalam hal keamanan internet, tautan berpotensi berbahaya. Tautan sangat mudah untuk diklik namun bisa menimbulkan bahaya besar bagi perangkat Anda, atau bisa membuka malware yang akan membongkar data pribadi Anda.
Secara umum, membuka tautan yang bersumber dari artikel atau sumber terpercaya lainnya tidak ada masalah, akan tetapi jika Anda mulai berselancar jauh di internet, akan ada kemungkinan Anda akan menemui tautan yang berbahaya dan menyesatkan.
Tautan seperti ini sering ditemukan di tempat-tempat di mana Anda mungkin lengah, jadi sebaiknya hindari mengklik tautan saat Anda tidak berada di situs web yang aman dan tepercaya.
Tapi, bukan itu masalah terbesarnya. Justru, terkait dengan tautan yang menyamar, teman Anda adalah musuh.
Yang kami maksud adalah, tentu Anda tidak pernah menduga teman Anda akan mengirimkan suatu tautan yang disamarkan melalui media sosial, meskipun kadang mereka melakukannya.
Peretas selalu berusaha meretas akun media sosial, dan cara mereka adalah, mereka seringkali menargetkan seseorang dengan berpura-pura menjadi temannya dan mengirimkan tautan yang disertai pesan yang sekilas tampak baik-baik saja seperti “coba buka video lucu ini!”.
Cara untuk menghindari jebakan seperti ini adalah dengan menanyakan diri Anda apakah pola kalimat pesan penyerta tersebut merupakan pola kalimat yang biasa dipakai teman Anda. Pikirkan juga seberapa besar kemungkinan teman Anda mengirimkan tautan disertai dengan pesan yang kalimantnya agak kaku.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai cara tetap aman saat online, baca panduan kami mengenai topik tersebut.









