Jika Anda pernah tinggal atau berkunjung ke salah satu daerah di Indonesia seperti Medan, Pontianak, atau Singkawang, biasanya Anda akan mendengar tentang sekelompok orang yang berbicara menggunakan bahasa yang terdengar cukup asing di telinga. Bisa jadi bahasa yang sedang mereka gunakan kemungkinan besar adalah bahasa Hokien. Dialek yang merupakan bagian dari rumpun bahasa Tionghoa ini telah menjadi alat komunikasi utama bagi masyarakat Tionghoa di wilayah tersebut.
Bahasa Hokien sendiri telah masuk ke Indonesia melalui jalur gelombang migrasi besar pada masa masanya. Dialek Hokkien ini berasal dari wilayah selatan Tiongkok, khususnya di Provinsi Fujian (福建), terutama di daerah Min Selatan (Southern Min / 闽南语, Mǐnnányǔ). Pengaruh dialek ini sangat besar terhadap perkembangan komunitas Tionghoa di Indonesia, lho!
Artikel ini, akan mempelajari sejarah serta pengaruh bahasa Hokkien dalam budaya Indonesia. Yuk, kita bahas bersama!
Asal-Usul Bahasa Hokkien

Di Negara Tiongkok, dialek Hokkien berkembang luas di sepanjang wilayah Fujian Selatan, terutama di kota-kota seperti Quanzhou (泉州), Zhangzhou (漳州), dan Xiamen (厦门). Sebelum menjadi dialek yang berdikari, Hokkien diyakini berasal dari Bahasa Han Kuno yang bercampur dengan unsur bahasa lain seperti Yue dan Minyue, yang dulu dipakai oleh penduduk asli daerah tersebut.
Menariknya, wilayah Fujian merupakan daerah pegunungan yang dikategorikan sebagai salah satu wilayah cukup terisolasi. Kondisi geografis inilah yang membuat bahasa Hokien jadi berkembang dengan sendirinya dan menghasilkan variasi pengucapan serta kosakata yang beragam di setiap wilayah. Oleh karena itu, saat mencari bahasa Hokkien translate, Anda mungkin akan menemukan perbedaan kosakata di antara wilayah satu dengan yang lainnya—seperti Hokkien Taiwan, Hokkien Medan, atau Hokkien Penang.
Tumbuh di wilayah selatan Tiongkok, membuat dialek ini termasuk dalam kelompok Bahasa Min Selatan (闽南语 / Minnan). Hokkien juga merupakan salah satu kelompok bahasa tertua di Tiongkok—bahkan usianya lebih tua daripada bahasa Mandarin modern sendiri. Keren, kan?
Dasar Bahasa Hokkien Sehari Hari
Jika Anda baru mulai belajar bahasa Hokien, maka langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengenal kosakata dasar dan frasa yang seringkali muncul dalam percakapan. Berikut beberapa ungkapan umum yang wajib diketahui :
- Li ho bo? – “Apa kabar?”
- Kam sia – “Terima kasih”
- Pai seh – “Maaf / Permisi”
Untuk memperkenalkan diri, Anda juga bisa menggunakan frasa sederhana seperti berikut:
- Wa si Mei Ling. – “Saya Mei Ling.”
- Li si ta li kui? – “Kamu asal dari mana?”
Para pemula biasanya sering memanfaatkan kamus Hokkien atau kamus bahasa hokkien untuk memahami pengucapan yang benar, karena huruf latin yang digunakan seringkali berbeda antar daerah. Layanan bahasa Hokkien translate juga akan membantu Anda dalam memahami konteks percakapan yang lebih panjang.
Anda bisa mempraktikkan kata dan frasa di atas ke dalam obrolan bahasa hokkien sehari hari. Semakin sering menggunakan kata dan frasa Hokkiean, maka semakin meningkat kemampuanmu dalam berbahasa Hokkien!
Bahasa Hokkien di Tanah Nusantara

Kita sudah menyimak tentang asal-usul bahasa Hokien, akan tetapi belum cukup tau bagaimana bahasa ini akhirnya banyak digunakan di Nusantara (Indonesia)?
Sama halnya seperti proses masuknya berbagai budaya asing ke Nusantara, bahasa Hokien juga hadir di Asia Tenggara—termasuk Indonesia—melalui jalur migrasi besar-besaran dari Fujian pada abad ke-17 hingga ke-19. Jumlah pendatang yang banyak menyebarkan budaya dan bahasa ini dengan berkembang luas. Dari Taiwan, Malaysia, Singapura, Thailand, hingga Filipina dan Indonesia, para perantau ini kemudian membentuk komunitas Tionghoa di luar negeri (华侨 / huáqiáo) yang tetap melestarikan budaya dan bahasa leluhur mereka.
Interaksi antara penduduk lokal dan komunitas perantau inilah yang memperkuat pertukaran budaya. Kesempatan ekonomi dalam bidang perdagangan, pertanian, hingga pertambangan membuat mereka jadi banyak menetap di wilayah pelabuhan seperti Batavia (Jakarta), Semarang, Surabaya, Pontianak, Medan, dan Palembang. Karena itulah, sampai saat kini banyak komunitas Tionghoa di daerah tersebut yang masih fasih dalam berbahasa Hokkien.
- Sumatera
Wilayah lain yang memiliki jumlah penutur Hokkien besar adalah Sumatera, khususnya bahasa hokkien Medan. Komunitas Tionghoa di Kota Medan masih mempertahankan dialek Hokkien dalam kehidupan sehari-hari, meskipun sering bercampur dengan bahasa Indonesia maupun bahasa daerah seperti bahasa Melayu Medan.
Saat ini, semakin banyak generasi muda yang tertarik belajar bahasa Hokkien Medan untuk memahami tradisi keluarga dan komunikasi antar komunitas. Proses belajar ini biasanya didukung oleh kamus bahasa Hokkien lengkap. - Bangka Belitung
Komunitas Hokkien juga cukup besar di Bangka Belitung, terutama di Tanjungpandan, Manggar, dan Gantung. Dialek Hokkien seringkali digunakan dalam acara-acara keluarga maupun pertemuan komunitas.
Menariknya, komunitas Tionghoa di Bangka Belitung merupakan salah satu yang paling awal menetap di Indonesia, sejak masa kolonial Belanda. Bisa dilihat dari segi pengucapan, dialek Hokkien di Belitung dikenal punya aksen yang lebih halus dan cenderung datar jika dibandingkan dengan wilayah lainnya. - Kalimantan Barat
Kalimantan Barat, khususnya Kota Pontianak dan Singkawang yang telah menjadi salah satu wilayah dengan komunitas Hokkien terbesar di Indonesia. Seperti yang banyak diketahui, dialek Hokkien sangat dipengaruhi oleh daerah asal penuturnya, sehingga lahir varian lokal yang dikenal sebagai Hakka Singkawang.
Karena komunitasnya sangat kuat, dialek Hokkie ini telah menjadi populer dan banyak dipahami oleh masyarakat sekitar. Hakka Singkawang sendiri merupakan campuran dari dialek Zhao’an (Chao’an) dan Meixian, keduanya adalah dua varian utama dalam rumpun bahasa Hakka, sehingga memiliki ciri pelafalan dan intonasi yang cukup unik.
Contohnya seperti berikut :
- Kata “makan”: dalam Meixian disebut sik, sedangkan dalam Hakka Singkawang disebut ciak.
- Kata “air”: dalam Meixian disebut chui, sementara dalam Hakka Singkawang disebut zui.
Contoh Percakapan Hokkien dan Artinya
Di bawah ini adalah beberapa contoh percakapan dalam bahasa Hokkien lengkap dengan artinya. Banyak dari dialog ini mempunyai nuansa santai dan lucu sehingga sering dipakai sebagai bertukar canda sehari-hari.
Hokkien: "lu dua te luk?"
Indonesia: “Kamu tinggal di mana?”
Hokkien: "wa iao o, ai ki ciak peng"
Indonesia: “Aku lapar, mau makan.”
Hokkien: "lu wu ca bo peng you boh?"
Indonesia: “Kamu punya pacar (laki-laki) nggak?”
Hokkien: "esai ho wa lu e tien wa ho be bo? nah, ho lu wa e tien wa ho be!"
Indonesia: “Boleh minta nomor HP-mu? Nih, ini nomor HP-ku!”
Hokkien: "wa be hiao, lu e hiao bo?"
Indonesia: “Aku nggak tahu, kamu tahu nggak?”
Percakapan singkat di atas telah menunjukkan tentang bagaimana bahasa Hokkien sering digunakan dengan gaya kreatif dan humoris, sehingga menjadikannya jadi lebih hidup dan menyenangkan dalam obrolan sehari-hari.
Hari dalam Bahasa Hokkien

Mengenal nama-nama hari dalam bahasa Hokkien bisa membantu Anda berbicara lebih lancar dalam percakapan sehari-hari. Berikut daftar lengkap nama hari dalam bahasa Hokien beserta cara membacanya.
“Senin”
Hokkien: 禮拜一 (Lé-pài It)
Cara Baca: /le˥pai˧ ɪt/
“Selasa”
Hokkien: 禮拜二 (Lé-pài Ji)
Cara Baca: /le˥pai˧ d͡zi˧/
“Rabu”
Hokkien: 禮拜三 (Lé-pài Saⁿ)
Cara Baca: /le˥pai˧ sã˧/
“Kamis”
Hokkien: 禮拜四 (Lé-pài Sì)
Cara Baca: /le˥pai˧ si˧˩/
“Jumat”
Hokkien: 禮拜五 (Lé-pài Go̍)
Cara Baca: /le˥pai˧ ŋo˧˩/
“Sabtu”
Hokkien: 禮拜六 (Lé-pài La̍k)
Cara Baca: /le˥pai˧ lãk/
“Minggu”
Hokkien: 禮拜日 (Lé-pài Ji̍t)
Cara Baca: /le˥pai˧ d͡ʑɪt/
Catatan:
- “Lé-pài” artinya minggu atau hari dalam minggu.
- Angka seperti It, Ji, Saⁿ, dan seterusnya ditambahkan untuk penyebutan hari ke-1 sampai hari ke-7.
50 Kosakata Hokkien yang Paling Sering Digunakan
Bahasa Hokien memiliki beragam kosakata sederhana yang sering dipakai dalam percakapan sehari-hari, baik di rumah, tempat kerja, maupun saat bercanda dengan teman. Meski terbilang unik, kosakata ini sebenarnya mudah dipelajari dan cepat akrab di telinga. Karena itulah, mengenali kosakata Hokkien yang paling sering digunakan bisa membantu kamu semakin fasih mengobrol dalam dialek Hokkien. Berikut 50 kosakata pilihan yang paling sering muncul termasuk di dalam kamus Hokkien dan paling sering digunakan dalam percakapan sehari-hari.
- Wa Pa – Aku kenyang
- Wa Ai Lim – Aku mau minum
- Wa Beki – Aku lupa
- Wa Ai Cia Pui – Saya mau makan
- o che – Belajar
- chu – Rumah
- khi – Pergi
- pa – Sudah
- bo – Tidak
- boi – Belum
- ai – Mau
- ai – Cinta/sayang
- cai – Tau
- ciak – Makan
- liau – Udah
- lu – Kamu
- u – Ada
- boi cai – Belum tahu
- khun – Tidur
- teng – Pulang/ngantuk
- lu ciak pa boi – Kamu sudah makan belum?
- wa aboi ciak – Aku belum makan
- lu mia ha mik – Nama lu siapa?
- Mia – Nama
- sui – Cantik
- em cai – Nggak tau
- phai si – Nakal
- Phai se – Malu-malu
- lui – Uang
- kit jit – Hari ini
- came – Kemarin
- miacai – Besok
- aujit – Lusa
- cha sio pui – Nasi babi
- khua hi yok – Kita nonton yuk
- ai khua ha mi? – Mau nonton film apa?
- An cua – Gimana
- ha mik lai – Apa itu
- cu mik – Apa / Kenapa
- siau – Gila
- Mai – Tidak/Jangan
- Chio – Senyum
- ce peng – Di sini
- ciak pa liau – Udah makan
- cang ek – Mandi
- wa lang ciak yuk – Kita orang makan yuk
- mai phai si – Jangan malu-malu
- Kin Nai Ho Bo – Apa kabar
- Tosia – Terima kasih
- Men kheki – Sama-sama
Lewat pembahasan kali ini, kita dapat melihat bagaimana bahasa Hokien telah menjadi bagian penting dalam interaksi sehari-hari. Terutama di Asia Tenggara. Ragam ekspresinya bukan hanya membantu dari segi komunikasi dasar, tetapi juga membawa kita dalam memahami emosi, budaya, dan cara hidup masyarakat Tionghoa dengan lebih dekat.
Ingin belajar bahasa Hokien atau Mandarin dengan cara yang lebih cepat, terarah, dan dibimbing langsung oleh tutor berpengalaman?
Yuk gabung di kelas Superproof!
Daftar sekarang dan mulai perjalanan bahasa Anda dengan Superproof!


















