Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia tak lantas terbebas dari pertikaian dengan negara lain. Indonesia belum bisa sepenuhnya melepaskan diri dari Belanda. Negara Belanda masih terus berupaya menguasai Nusantara sehingga terjadi berbagai pertikaian yang tak kunjung usai.
Karena hal itu, beberapa perundingan pun digelar guna menyelesaikan konflik antara Indonesia dengan Belanda. Dan salah satu yang ingin dibahas dalam tulisan ini, yakni Perundingan Linggarjati yang dilaksanakan pada tanggal 10 November 1946.
Apa sebenarnya yang melatarbelakangi Perjanjian Linggarjati? Bagaimana proses dan hasilnya? Serta apa dampak dari hasil Perjanjian Linggarjati bagi Indonesia? Teruslah membawa untuk mengetahui!
Belajar sejarah membantu kita untuk mengetahui perjuangan para pahlawan untuk mencapai kemerdekaan sehingga meningkatkan jiwa bela negara serta cinta tanah air. Sejarah juga mengingatkan kita bahwa apa yang terjadi hari ini merupakan proses dan hasil yang diperoleh dari kejadian di masa yang kemarin.
Belajar sejarah memberikan kesempatan kepada kita untuk memahami banyak hal, mulai dari perkembangan teknologi, identitas suatu masyarakat, serta bermanfaat untuk pertumbuhan dan penghargaan pribadi. Memahami peristiwa di masa lalu dan bagaimana pengaruhnya bagi dunia saat ini dapat menimbulkan empati dan lebih menghargai perubahan atau peristiwa yang terjadi saat ini.
Baca juga: Sejarah dan tujuan dari ASEAN!
Latar Belakang Perjanjian Linggarjati

Berawal dari kegagalan Perundingan Hooge Veluwe, pemerintah Inggris mengirimkan Lord Killern sebagai pengganti dari Prof. Schermerhom guna menuntaskan pertikaian Indonesia dengan Belanda yang tak kunjung usai.
Konflik antara Indonesia dan Belanda ditandai dengan pertempuran 10 November 1945, sejak Jepang menetapkan “status quo” di Indonesia. Belanda terus berupaya menguasai sebagian wilayah kemerdekaan Indonesia. Sebagai bagian dari wujud perjuangan diplomasi kemerdekaan Indonesia, akhirnya diselenggarakan perundingan Linggarjati. Perundingan Linggarjati merupakan perundingan yang membahas kemerdekaan Indonesia dengan melibatkan dua negara, yakni Indonesia dan Belanda.
Pada tanggal 7 Oktober 1946, Indonesia melakukan perundingan di Kantor Konsulat jenderal Inggris di Jakarta yang menghasilkan kesepakatan gencatan senjata pada tanggal 14 Oktober 1946 dan kemudian dilakukan perundingan Linggarjati yang dilaksanakan pada tanggal 11 sampai dengan 13 November 1946. Sesuai dengan namanya, perundingan Linggarjati dilaksanakan di kota Kuningan, Jawa Barat, tepatnya di Desa Linggarjati.
Perundingan Linggarjati dihadiri oleh tiga pihak, yakni pemerintah Hindia-Belanda, Indonesia, serta Inggris. Dalam hal ini, pemerintah Hindia-Belanda dan Indonesia merupakan pihak yang terkait, sementara pemerintah Inggris berperan sebagai moderator. Seperti yang disinggung sebelumnya, perwakilan dari Inggris, Lord Killearn, ditunjuk sebagai moderator serta mediator dari pihak Inggris. Sementara dari pihak Indonesia diwakilkan oleh empat tokoh penting, yakni Sutan Syahrir, Ak Gani, Susanto Tirtoprojo, serta Mohammad Roem. Dan dari pihak Belanda diwakilkan oleh Wim Schermerhom, Max Von Poll, HJ Van Mook, serta F de Baer. Tokoh-tokoh tersebut berusaha mengambil keputusan yang tepat untuk kedua negara agar tidak kembali terjadi pertikaian dan kemerdekaan Indonesia dapat diakui secara Internasional. Fokus utama dari perundingan ini berkaitan dengan mengejar status kemerdekaan Indonesia pada saat itu.
Lantas bagaimana hasil perundingan linggar jati? Apa saja yang disepakati bersama antara Indonesia dan Belanda dari perjanjian Linggarjati?
Adapun hasil dari perundingan Linggarjati adalah memuat tiga poin utama, yakni:
- Belanda mengakui secara de facto atas wilayah Jawa, Sumatera, dan Madura
- Pemerintah Belanda dan Indonesia sepakat membentuk RIS atau Republik Indonesia Serikat pada 1 Januari 1949
- Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda mebentuk Uni Indonesia-Belanda dengan pesertanya adalah RIS, Nederland, Suriname Curacao dan Ratu Belanda ditunjuk sebagai ketuanya.
Dari hasil perundingan linggar jati, wilayah Indonesia hanya mencakup Jawa, Sumatera, dan Madura, sementara sisanya menjadi hak milik Belanda. Dan dalam kesepakatan tersebut, wilayah Republik Indonesia Serikat mencakup bekas Hindia Belanda yang terdiri atas Republik Indonesia, Kalimantan, serta Timur Besar.
Hasil perjanjian Linggarjati disepakati dan ditandantangani oleh kedua belah pihak pada 25 Maret 1947. Setelah disahkan, banyak negara mengakui kekuasaan Indonesia secara de facto, seperti Inggris, Amerika Serikat, Mesir, Lebanon, Syria, Irak, Afghanistan, Saudi Arabia, Yaman, serta Burma.
Sayangnya, hasil perjanjian Linggarjati tidak bisa dikatakan berhasil karena dinilai Perundingan Linggarjati merupakan gambaran gagalnya Indonesia mempertahankan wilayah kedaulatannya karena hanya mencakup wilayah Jawa, Sumater, serta Madura. Meskipun para pemimpin bangsa dan tokoh perjuangan sepenuhnya menyadari bahwa tujuan kedaulatan penuh tidak akan dapat tercapai sekaligus.
Baca juga: Sejarah BPUPKI di Indonesia.
Dampak Perjanjian Linggarjati

Perjanjian Linggarjati merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Sebelum disahkannya perjanjian Linggarjati, Indonesia dan Belanda telah banyak menggelar pertemuan terlebih dahulu, namun tidak menemukan kesepakatan atau titik temu akan status kemerdekaan Indonesia. Barulah hasil perjanjian Linggarjati yang menjadi kesepakatan bersama antara Indonesia dan Belanda. Kendati demikian, hasil perundingan ini memiliki kelebihan dan kelemahan bagi Indonesia.
Tidak sepenuhnya memberi keuntungan besar terhadap kedaulatan Indonesia, ada beberapa dampak negatif yang disebabkan oleh perjanjian Linggarjati ini. Adapun dampak negatif dan dampak positif dari hasil perjanjian Linggarjati, sebagai berikut.
Dampak Positif Hasil Perundingan Linggarjati
| No | Dampak Positif |
|---|---|
| 1 | Indonesia mendapat pengakuan politik secara de facto dari negara lain |
| 2 | Dengan diakuinya Indonesia secara de facto, maka Indonesia memiliki kedudukan politik yang sejajar dengan negara merdeka lainnya di dunia |
| 3 | Pengakuan Belanda bahwa wilayah Jawa, Sumatera, dan Madura merupakan wilayah berdaulat bangsa Indonesia |
| 4 | Hasil perjanjian ini berhasil meredam konflik Hindia-Belanda dan rakyat Indonesia sehingga tidak ada lagi tumpah darah karena pertempuran. |
Dampak Negatif Hasil Perundingan Linggarjati
| No | Dampak Negatif |
|---|---|
| 1 | Perundingan dan hasil perjanjian Linggarjati dianggap banyak kalangan merugikan Indonesia karena cakupan wilayah kekuasaan Indonesia yang berdaulat sangat sempit dan terbatas |
| 2 | Indonesia memiliki kewajiban harus mengikuti dan bergabung menjadi negara persemakmuran di bawah Kerajaan Belanda yang diketuai oleh Ratu Belanda |
| 3 | Perjanjian Linggarjati hanya memberikan waktu dan kesempatan bagi Belanda memperkuat militer di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan pelanggaran yang dilakukan oleh Belanda terhadap perjanjian Linggarjati. |

Meskipun telah disepakati dan ditandatangani oleh ekdua belah pihak pada 25 Maret 1947, pada 20 Juli 1947, Belanda menyatakan bahwa pihaknya tidak lagi terikat dengan Perjanjian Linggarjati. Belanda dengan terbuka melanggar isi perjanjian tersebut. Sehari setelahnya, terjadilah Agresi Militer Belanda I di Sumatera Timur, Jawa Tengah, serta Jawa Timur. Perjanjian ini juga memicu berbagai konta di pihak internal bangsa Indonesia karena wilayah kemerdekaan Indonesia yang semakin sempit.
Bagaimanapun, perundingan Linggarjati merupakan bentuk perjuangan diplomasi Indonesia melawan tatanan dunia saat itu, di tengah masih banyaknya terjadi penjajahan serta kolonialisme.
Jika kalian juga ingin mengetahui tentang sejarah terbentuknya APEC, silakan baca artikel kami lainnya!
Baca juga: Latar belakang penculikan Soekarno-Hatta









