Ruang lingkup sejarah adalah kajian yang mencakup berbagai aspek kehidupan yang memberikan identitas pada suatu objek. Sejarah tidak hanya berisi kumpulan fakta, tetapi juga mencerminkan kompleksitas manusia dan dunia di sekitarnya. Objek kajian sejarah mencakup banyak hal, seperti sejarah politik, sosial, kebudayaan, ekonomi, dan lainnya. Namun secara praktis, kata sejarah sering dipahami dalam empat pengertian ruang lingkup, yaitu sebagai ilmu, peristiwa, kisah, dan seni. Untuk memahami lebih dalam, mari kita telusuri bersama empat jenis ruang lingkup sejarah ini.
Sejarah Sebagai Seni

Sejarah sebagai seni merujuk pada proses penggambaran peristiwa sejarah dengan menggunakan nilai keindahan dan rekreasi. Dalam konteks ini, sejarah sering dipresentasikan dalam bentuk karya seni, baik itu film, sastra, maupun seni rupa. Sejarah sebagai seni bertujuan untuk membangkitkan emosi dan memberi pemahaman melalui interpretasi yang indah, meskipun tidak selalu didasarkan pada kenyataan yang murni.
Perlu diingat bahwa karya-karya seni yang mengangkat tema sejarah, seperti film biografi atau novel sejarah, tidak selalu bisa dijadikan sumber yang sahih untuk menggali fakta sejarah. Meskipun demikian, karya seni ini berperan penting dalam membuka jendela pemahaman bagi kita tentang kejadian-kejadian besar dalam sejarah. Sejarah sebagai seni mengundang kita untuk mengeksplorasi lebih dalam tentang kisah-kisah masa lalu, yang tak hanya sekadar memberi informasi, tetapi juga menghidupkan kembali perasaan dan perenungan tentang peristiwa tersebut. Oleh karena itu, meskipun tidak bisa dijadikan rujukan ilmiah, seni sejarah tetap berharga dalam menyampaikan pesan yang mendalam kepada masyarakat.
Contoh sejarah sebagai seni
Sebuah contoh bagus tentang sejarah sebagai seni adalah ketika seorang sejarawan menuliskan biografi seorang tokoh sejarah. Dalam proses ini, sejarawan tidak hanya menyusun fakta-fakta tentang kehidupan tokoh tersebut, tetapi juga menciptakan narasi yang menarik dan memikat pembaca. Dengan memilih sudut pandang tertentu, menambahkan detail-detail yang relevan, dan menciptakan alur cerita yang memikat, sejarawan menciptakan sebuah karya seni yang menghidupkan kembali sosok yang telah tiada.
Sejarah Sebagai Peristiwa
Sejarah sebagai peristiwa mengacu pada kejadian-kejadian yang terjadi di masa lalu yang memberikan dampak besar bagi manusia dan masyarakat. Namun, tidak semua kejadian bisa dianggap sebagai peristiwa sejarah. Sebuah peristiwa hanya akan menjadi bagian dari sejarah jika memenuhi sejumlah karakteristik tertentu. Adapun ciri-ciri sejarah sebagai peristiwa adalah sebagai berikut:
- Empiris: Peristiwa tersebut harus benar-benar terjadi dalam kenyataan, dan bukti-bukti terkait harus bisa diverifikasi.
- Penting: Peristiwa tersebut memiliki pengaruh besar, baik pada masyarakat, negara, atau dunia secara luas.
- Unik: Ciri ciri sejarah sebagai peristiwa berikutnya adalah unik. Peristiwa sejarah hanya terjadi sekali dalam waktu dan konteks tertentu, dan tidak ada kejadian serupa yang bisa terulang kembali dengan kondisi yang sama.
- Objektif: Peristiwa tersebut harus didasarkan pada fakta-fakta yang dapat dibuktikan, tanpa adanya pengaruh subjektif.
- Abadi: Dampak dari peristiwa tersebut tetap terasa sepanjang waktu, dan mempengaruhi generasi yang datang setelahnya.
Contoh sejarah sebagai peristiwa
Salah satu contoh peristiwa yang menjadi objek kajian sejarah adalah Revolusi Perancis pada abad ke-18. Peristiwa ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pemicunya yang kompleks, yaitu ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan monarki, hingga fase-fase penting seperti penggulingan Raja Louis XVI, pendirian Republik, dan Teror Revolusioner. Revolusi Perancis menjadi tonggak penting dalam sejarah modern, mengubah lanskap politik dan sosial Eropa secara menyeluruh.
Sejarah Sebagai Kisah

Sejarah sebagai kisah adalah proses rekonstruksi peristiwa masa lalu dalam bentuk narasi. Sejarah ini tidak hanya berdasarkan pada fakta yang objektif, tetapi juga pada pengalaman dan interpretasi sejarawan atau individu yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Dalam hal ini, sejarah sebagai kisah berfungsi untuk mendokumentasikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dan menyampaikannya dalam bentuk cerita yang lebih mudah dipahami dan dihargai. Beberapa ciri-ciri sejarah sebagai kisah adalah sebagai berikut:
- Bersifat subjektif: Karena sejarah sebagai kisah disusun berdasarkan pengalaman dan ingatan individu, maka penyusunannya bisa berbeda-beda tergantung pada perspektif masing-masing. Ini memungkinkan berbagai interpretasi terhadap peristiwa yang sama.
- Disusun dari berbagai sumber: Sejarah sebagai kisah sering kali menggunakan berbagai sumber, baik itu catatan lisan, dokumen tertulis, maupun testimoni dari orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
- Naratif: Biasanya, sejarah sebagai kisah disusun dalam bentuk narasi yang menggambarkan urutan peristiwa dari sudut pandang tertentu.
Contoh sejarah sebagai kisah
Sebuah contoh yang menarik tentang sejarah sebagai kisah adalah epik Mahabharata dalam tradisi sastra India kuno. Meskipun legenda ini berakar dalam mitos dan kepercayaan, Mahabharata juga mencatat peristiwa-peristiwa sejarah yang diyakini telah terjadi pada zaman kuno India. Kisah tentang kisah para pahlawan, konflik keluarga, dan perang besar antara Pandawa dan Kurawa memberikan wawasan tentang nilai-nilai dan norma-norma sosial pada masa itu, sambil menyajikan cerita yang mendebarkan dan penuh hikmah.
Sejarah Sebagai Ilmu
Sejarah sebagai ilmu adalah pendekatan yang lebih objektif dan sistematis dalam mengkaji peristiwa-peristiwa masa lalu. Sebagai ilmu, sejarah berusaha untuk menemukan kebenaran melalui metode ilmiah, yaitu dengan mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data-data sejarah yang ada. Sejarah sebagai ilmu memiliki tujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan terstruktur mengenai peristiwa yang terjadi di masa lalu, dengan mengandalkan bukti-bukti yang valid dan dapat diuji. Beberapa ciri-ciri sejarah sebagai ilmu adalah:
- Bersifat empiris: Sejarah sebagai ilmu harus berbasis pada bukti nyata yang dapat diuji dan dibuktikan kebenarannya, baik melalui dokumen, prasasti, atau artefak lainnya.
- Memiliki objek sejarah: Objek kajian sejarah mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, seperti politik, sosial, kebudayaan, dan ekonomi di masa lalu.
- Adanya teori: Setiap sejarawan mengembangkan teori mereka sendiri mengenai peristiwa sejarah. Teori ini berfungsi untuk memberikan penjelasan yang lebih luas dan mendalam tentang kejadian yang terjadi.
- Ada metode ilmiah: Ciri ciri sejarah sebagai ilmu yang terakhir adalah menggunakan metode ilmiah dalam menggali fakta, menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Proses ini mencakup verifikasi sumber, kritik sejarah, dan analisis mendalam terhadap bukti yang ada.
Contoh sejarah sebagai ilmu
Contoh konkret tentang sejarah sebagai ilmu dapat ditemukan dalam proses penelitian arkeologis. Seorang arkeolog menggunakan metode ilmiah untuk menggali bukti-bukti dari situs-situs purbakala, mengumpulkan artefak, dan menganalisis data yang ditemukan. Dengan menggunakan pendekatan yang sistematis dan metodologi yang ketat, arkeolog dapat menghasilkan pengetahuan baru tentang masa lalu manusia, memperkaya pemahaman kita tentang perkembangan peradaban.
Sejarah sebagai ilmu melibatkan metodologi yang ketat dalam pengumpulan, penelitian, dan interpretasi bukti-bukti historis. Contohnya adalah penggunaan sumber-sumber primer seperti dokumen, artefak, dan saksi mata, serta analisis kritis terhadapnya. Dengan menggunakan pendekatan ilmiah, sejarawan dapat mengembangkan argumen yang didukung oleh bukti-bukti yang kuat, memungkinkan kita untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang masa lalu.
Jadi apakah sekarang anda telah paham bahwa secara praktis kata sejarah sering dipahami dalam empat pengertian ruang lingkup yaitu sebagai apa saja? Jika Anda paham sekarang saatnya kita quiz dan tulis jawabannya dikolom komentar!
1. Sejarah memiliki 4 ruang lingkup sebutkan dan berikan cirinya masing-masing!
2. berdasarkan subjeknya sejarah sebagai kisah dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu...
3. pernyataan berikut yang bukan termasuk syarat sejarah sebagai ilmu adalah berdasarkan pada...
a. Memiliki objek sejarah
b. Adanya teori
c. Unik
d. Bersifat empiris
Jika Anda masih bingung mengenai materi diatas, jangan khawatir, guru sejarah di Superprof siap mengajari anda!