Banyak hal yang harus kita perhatikan baik sebelum atau saat mengendarai mobil. Terutama bagi pengemudi pemula, perlu banyak penyesuaian juga jam pengalaman berkendara agar terbiasa menghadapi banyak situasi di jalan raya. Berikut adalah hal- hal yang perlu Anda ketahui untuk menjadi pengemudi yang baik, hindari beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh pengemudi pemula seperti dibawah ini!
Ketahui juga kapan Anda harus memulai kursus mengemudi.
Tidak menjaga jarak aman.

Tidak dipungkiri, memang cukup susah untuk menjaga jarak aman kendaraan, terutama bagi pengemudi pemula. Biasanya, insting itu akan muncul seiring banyaknya pengalaman saat Anda mengemudi.
Memang, bagi para pengemudi yang sudah pernah merasakan kepanikan mengerem mendadak akan menyadari pentingnya menjaga jarak aman saat berkendara.
Meskipun Anda berpikir bahwa mengerem sudah cukup untuk menghindari tubrukan, namun akan lebih baik jika anda memberikan jarak aman agar meminimalisir risiko menyentuh mobil didepan Anda. Apalagi pada kondisi jalan berkabut, hujan deras atau malam hari, Anda benar-benar harus memberikan jarak yang cukup antar kendaraan.
Menurut aturan berkendara, jarak aman antara dua kendaraan adalah selebar jarak yang Anda tempuh selama 2 detik. Oleh karena itu, jarak aman juga bergantung pada kecepatan yang Anda tempuh.
Kurangnya antisipasi.
Saat Anda belajar mengemudi, ada satu peraturan yang wajib Anda ingat: selalu antisipasi!
Memang, instruktur akan memberikan arahan, tapi Anda pun seyogyanya juga harus bisa mengantisipasi sendiri saat di jalan. Misalkan ada pejalan kaki yang berada di pinggir jalan, Anda harus mengantisipasi dengan cara memperlambat laju kendaraan, karena bisa saja secara tiba-tiba pejalan kaki tersebut menyeberang jalan.
Itulah salah satu hal yang cukup sulit dalam menyetir! Anda tidak hanya harus mengantisipasi suatu kejadian yang sesuai dengan rambu lalu lintas. Tetapi, ada juga hal-hal abnormal yang sering terjadi di jalan raya. Karena faktanya, tidak sedikit juga orang disekitar kita yang kurang mematuhi peraturan di jalan raya.
Sering juga ada kejadian dimana sebuah mobil tidak menyalakan lampu sein saat di bundaran atau di belokan. Atau mungkin baru memberikan tanda saat roda sudah belok alias mendadak. Untuk itu, sebaiknya Anda bisa memperlambat kecepatan saat melintasi bundaran ataupun belokan.
Lupa tidak melihat blind spot atau titik buta.
Blind spot atau titik buta adalah sebuah titik pandang yang tidak bisa terlihat oleh pengemudi, biasanya melalui kaca spion. Blind spot ini juga adalah salah satu hal yang menjengkengkan bagi pengemdi pemula. Bagaimana cara bisa melihat kebelakang sambil mengemudikan kendaraan? Para pengemudi pembelajar seringkali mengalami kesulitan mengambil refleks untuk mengecek bahwa tidak ada kendaraan di titik buta mereka. Posisi blind spot ini bisa dilihat dari kaca spion kanan kiri atupun lewat kaca
depan.
Semua titik buta diatas sangat berbahaya dan menjadi salah satu penyebab kecelakaan terbesar bagi pengemudi mobil di jalan raya. Oleh karena itu, pengemudi pemula harus sigap memperhatikan semua sisi mobil.
Mengemudi dengan terlalu cepat atau terlalu lambat.

Tidak seperti pengemudi yang kesetanan, pengemudi pemula justru sering merasa ragu-ragu untuk menginjak pedal gas. Selalu menahan diri, pengemudi pemula kadang maju terlalu pelan dan lambat. Sebaiknya, pengemudi pemula tidak perlu terlalu ragu
untuk maju dan menambah kecepatan.
Perlu diketahui bahwa mengemudi terlalu cepat ataupun terlalu lambat adalah dua kebiasaan buruk. Jangan hanya mengingat risiko ngebut saja, Anda juga harus mengetahui risiko jika mobil Anda berjalan terlalu lambat.
Mengemudi terlalu lambat juga sama berbahaya, karena pengemudi yang dibelakang Anda tentu tidak menyukai jika Anda mengemudi dengan kecepatan jauh dibawah yang seharusnya atau yang disarankan. Misalnya, dijalan raya, sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan 10 km/jam dapat mengejutkan kendaraan dibelakangnya yang sedang berjalan dengan kecepatan 100 km/jam, sehingga akan menyulitkan bagi mobil belakang untuk mengerem pada menit terakhir.
Kecepatan yang terlalu lambat cenderung membuat kendaraan dibelakang kita menyalip. Hal itu juga kan menimbulkan risiko bagi pengguna kendaraan lain.
Tidak ada lampu sein: kesalahan para pengemudi pemula.
Pengemudi pemula ataupun berpengalaman, keduanya tidak luput dari kelalaian menyalakan lampu sein. Lampu kecil ini penting sebagai komunikasi isyarat dengan pengguna jalan lain. Seringkalu pengemudi pemula belum mempunyai refleks untuk melakukan hal tersebut dengan tepat.
Sebaiknya, jangan mengerem dulu baru memasang lampu sein, akan tetapi Anda harus menyalakan lampu sein dulu baru bisa berbelok ata berhenti. Dengan demikian, kendaraan dibelakang Anda akan mendapatkan informasi bahwa Anda perlu memperlambat untuk berbelok atau berhenti, sehingga kendaraan tersebut bisa mengantisipasi perlambatan Anda.

Belok dirute yang salah.
Selama belajar di tempat latihan atau kursus stir mobil, instruktur pasti memberikan arahan rute yang benar. Di jam-jam awal, biasanya instruktur akan memberitahukan kapan harus belok, kapan harus mengerem, lajur jalan mana yang harus diambil, dan
lain-lain. Dan untuk pertemuan-pertemuan selanjutnya biasanya instruktur hanya memberitahukan tempat tujuan dan pengemudi harus sampai dengan aman disana. Latihan ini memungkinkan para siswa agar belajar memperhatikan rambu-rambu lalu lintas dan juga untuk mengelola pesan dan arahan instruktur sembari tetap fokus menyetir.
Sangat umum, jika Anda yang sedang belajar menyetir lalu salah dalam memilih rute atau mencerna arahan instruktur. Oleh karena itu, Anda harus lebih fokus dan konsentrasi saat menyetir sambil memperhatikan arahan instruktur.
Pahami bagaimana Anda bisa mempersiapkan diri agar lulus ujian surat izin mengemudi (SIM)!
Tidak melihat ke kaca spion atau kaca depan dan belakang.
Kaca memungkinkan Anda untuk melihat apa yang terjadi di belakang kendaraan. Terutama kaca sipon, kita bisa menggunakannya untuk melihat situasi di belakang. Namun, untuk melakukannya diperlukan refleks yang baik. Tentu saja juga
membutuhkan latihan yang cukup.
Kesalahan pengemudi pemula: mengerem terlalu mendadak.
Beberapa pengemudi pemula seringkali mengerem terlalu mendadak, terutama sebelum bundaran, putar balik, ataupun belokan. Ketika Anda belajar menyetir, memang tidak mudah untuk menyadari jarak dan kecepatan pengereman. Untuk dapat memperkirakan jarak tersebut, tidak ada pilihan selain Anda harus sering latihan. Karena refleks mengerem dengan tepat akan muncul ketika Anda terbiasa melakukan latihan pengeraman.
Mengabaikan batas kecepatan.
Banyaknya peraturan tentang rambu-rambu di jalan raya memang sering membuat kita sebagai pengemudi kewalahan dan melupakan beberapa hal penting. Salah satu hal penting yang sering diabaikan oleh pengemudi adalah batas kecepatan. Anda harus selalu berkonsentrasi dan memperhatikan berapa kecepatan kendaraan yang sedang Anda kemudikan.
Kementerian Perhubungan juga telah mengatur batas kecepatan bagi kendaraan roda empat. Seperti yang sudah tertulis dalam Peraturan Perhubungan Nomor PM 111 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penetapan Batas Kecepatan. Batasan-batasan tersebut
sebagai berikut:
- Minimum 60 km/jam dan maksimal 100 km/jam dalam kondisi arus bebas di
jalan bebas hambatan. - Maksimum 80 km/jam di jalan antar kota.
- Maksimum 50 km/jam untuk jalan di kawasan perkotaan.
- Maksimum 30 km/jam untuk jalan di kawasan pemukiman.
Dibeberapa ruas jalan, biasanya juga terdapat rambu lalu lintas mengenai batas kecepatan. Untuk itu, sangat penting bagi Anda untuk turut memperhatikan rambu- rambu lalu lintas di sepanjang jalan yang Anda lalui.
Cek di sini untuk kursus mengemudi Bandung
Menggunakan lampu penanda yang salah atau tidak sesuai ketentuan.

Tidak bisa dipungkiri, keberadaan beberapa lampu penanda pada sebuah kendaraan sangatlah membantu dan bermanfaat. Namun hal ini tentu akan sedikit membingungkan bagi pengemudi pemula, karena banyaknya jeis lampu yang ada. Ada Headlight high beam, headlight low beam, lampu senja, lampu kabut, lampu sein, lampu hazard, aillight, lampu rem, dan lampu mundur. Semuanya tentu memiliki fungsi masing-masing yang terkadang membuat pusing para pengemudi pemula.
Oleh karena itu, tidak jarang para pengemudi pemula salah dalam memasang lampu. Misalkan, saat malam hari, disarankan ntuk menggunakan headlight low beam, akan tetapi si pengemudi justru memilih memasang lampu senja. Hal ini tentu tidak sesuai
dan akan berefek bagi performa si pengemudi itu sendiri.
Jadi, harap ingat baik-baik ya!
Saat malam hari dan kondisi hujan, sebaiknya Anda memillih lampu kabut dan lampu depan sebagai penanda. Hal ini bertujuan agar bisa membantu visibilitas Anda sebagai pengemudi dan sebagai tanda ada mobil dari arah yang berlawanan. Menyalakan
lampu mobil di malam hari adalah wajib dan telah diatur dalam undang-undang.
Dalam kondisi tertentu, Anda juga dapat menggunakan lampu depan utama (lampu jauh atau headlight high beam) yang bisa menerangi lebih jauh dan lebih terang. Hal ini memungkinkan Anda untuk bisa mengantisipasi jalan dengan lebih baik saat jarak
pandang sedang kurang baik. Namun, perlu diingat bahwa lampu ini berisiko jika digunakan di jalan yang ramai, karena akan terlalu silau ketika Anda sedang berpapasan dengan kendaraan lain. Yang tentu saja akan mengganggu konsentrasi dan fokus mengemudi Anda.
Selanjutnya, lampu senja digunakan saat waktu sore menjelang malam. Lampu senja juga disebut dengan lampu kota, karena fungsinya untuk memberikan tanda bagi kendaraan lainnya bahwa Anda sedang melewati lintasan yang sama. Dan yang
terakhir, lampu hazard. lampu hazard bisa menyalakan keempat lampu sein secara bersamaan. Lampu ini adalah sinyal bahaya atau darurat. Biasanya digunakan saat dalam iring-iringan jenazah, ambulance, pengawalan, saat mobil Anda tiba-tiba bermasalah, atau bisa juga pada saat hujan deras disertai kabut tebal.
Kenali cara menyetir mobil dengan aman dan nyaman.
Sebaiknya, Anda memperhatikan kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan pengemudi pemula diatas sebelum lanjut berlatih mengemudi.









